Populasi Terbanyak, Ajing Menjadi Fokus Pengendalian Rabies di Bali

oleh -152 views
anjing di badung bali
Seekor ajing terlihat di sisi jalan raya di daerah Badung, Provinsi Bali.(Panennews.com/Agung Gede)

Panennews.com – Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada menjelaskan, bahwa rabies muncul pertama kali di daerah Pecatu, Badung pada 2008 dan dalam waktu singkat menyebar di seluruh Kabupaten atau Kota se-Bali.

Penyakit tersebut disebabkan oleh virus lyssa ini menyerang hewan berdarah panas seperti anjing, kucing dan kera.

Sunada menjelaskan jika dilihat tren saat ini, selain anjing, kucing dan kera, babi serta kambing juga bisa tertular virus rabies.

Oleh karenanya, diantara beberapa jenis hewan tersebut anjing menjadi fokus perhatian dalam pengendalian rabies karena Bali memiliki populasi anjing terbanyak jika dibanding daerah lain di Indonesia.

Baca Juga :   Capai 1,2 Juta Ekor, Angka Kelahiran Sapi Di Jawa Timur Tertinggi Nasional

“Saat ini, populasi anjing di Bali tercatat sebanyak 620 ribu ekor dan ironisnya sebagian masuk kategori anjing liar”, katanya, Kamis,(26/1/2023) saat di temui Panen News.

Selanjutnya, dirinya menyampaikan, dalam upaya pengendalian penyebaran rabies, Distanpangan akan fokus pada gerakan vaksinasi anjing yang dilakukan secara massif.

“Ketersediaan vaksin saat ini mencapai 120 dosis, dan pada bulan Februari akan dipasok lagi sebanyak 30 ribu dosis. Jumlah itu sangat memadai untuk mengintensifkan gerakan vaksinasi,” terangnya.

Sunada menyebutkan, dalam melakukan vaksinasi, pihaknya melibatkan desa adat dan desa dinas dengan membentuk Tim Siaga Rabies (TISIRA). Sedangkan dalam penanganan anjing liar, Distanpangan menurunkan tim khusus yang disebut A-Team.

Baca Juga :   Cegah Rabies Hewan, Vaksinasi Gratis Di Yogyakarta Kembali Digencarkan

Selain vaksinasi, Kadistanpangan Sunada juga mengajak masyarakat untuk mengendalikan populasi anjing.Untuk mengurangi jumlah atau populasi anjing maka dapat dilakukan dengan cara mengebiri anjing jantan dan melakukan sterilisasi pada anjing betina.

“Ini merupakan langkah pengendalian populasi anjing sehingga jumlah anjing liar tidak semakin banyak”, cetusnya.

Lebih lanjut, Sunada menghimbau masyarakat yang memelihara anjing sangat diharapkan agar diikat atau di kerangkeng.

karena apabila ada anjing rabies yang diliarkan atau dilepas maka akan membahayakan banyak orang, terlebih si anjing menggigit seseorang, maka akan menyerang sistem otak.

“Maka hal pertama yang akan diserang selain fisik, virus rabies akan menyerang otak,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.