Panennews.com – Mungkin saja salah satu dari kita memandang sebelah mata tentang dunia peternakan. Dengan kecanggihan teknologi sebagian lebih melirik ke sektor bisnis digital.
Namun demikian tidak dengan Syafrudin Prawiranegara, pemuda 32 tahun kini tengah fokus mengembangkan peternakan ayam hias.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh Panennews.com, ia menceritakan bahwa awalnya hanya seorang staf admin di salah satu rumah makan di Kota Yogyakarta. Sekitar tahun 2008 sambil bekerja ia mencoba untuk menjajal keberungan dari tenak ayam hias dengan mendirikan Sampurna Farm Jogja.
Sampurna Farm Jogja sendiri yang beralamat di jalan Nitikan Gg. Srikandi No.4, Sorosutan, Kecamatan Umbulharjo, Provinsi DI Yogyakarta inilah yang nantinya akan menjadi tempat bisnisnya dikemudian hari.
Berhenti kerja di tahun 2012, pemuda asli Yogyakarta ini mulai menernak ayam-ayam hias seperti golden pheasant, pelung, dan beragam jenis ayam lainnya. Kecintaan menernak ayam-ayam hias berawal dari hobi.
“Semua berawal dari hobi mas, jadi saya suka beternak dan ayam hias memang jadi pilihan saya dibandingkan dengan ayam yang biasa orang lain ternak” ungkapnya.
Ayam Chabo
Selain beternak unggas hias lainnya, 3 tahun belakangan, pria yang masih lajang ini lebih menfokuskan pada jenis ayam hias Chabo.
Ayam kate Jepang ini mulanya ia beli sepasang dengan modal sekitar lebih kurang 18 juta.
“Saya sendiri membeli ayam Chabo ini sepasang, Waktu itu umurnya sekitar 7-8 bulan” paparnya
Untuk ayam yang identik mungil ini memang banyak ragamnya. Khusus ayam Chabo yang ia difokuskan jenis ayam Chabo Balcktail. Ayam kate jenis ini memang cukup unik dan langka. Keunikannya yaitu terletak pada warna hitam yang terdapat pada bulu ekornya dan tidak bisa dikawinsilangkan.
“Saya pernah mengawinkan ayam chabo jantan dengan kate betina warna putih lokal mas. Dan hasilnya ga berhasil alias gagal. Karena itulah ayam ini unik. Artinya ayam ini memang ga bisa dibikin (red:kawinsilangkan)” tegasnya
Selain unik, sebenarnya proses perawatan dari ayam hias ini cukup mudah. Perawatannya sendiri hampir sama dengan ayam biasa.
Mulai dari kandang dan pakannya pun tidak ada kekhususan. Untuk kandang sendiri dapat dibuat dengan ukuran 2 x 1,5 meter yang dapat menampung 3 – 4 ekor.
Adapun dari jenis makanan untuk anakan bisa dengan pur kering. Ketika sudah mulai pada fase bertelur maka penggunaan konsentat bisa dilakukan.
“Saya sendiri memberikan pakan ke ayam ini tidak ada jam khusus. Pantauan saya adalah jangan sampai ayam ini kehabisan makanan. Jika dilihat pakannya akan habis, segera saya kasih lagi, begitu seterusnya” jelasnya.
Untuk satu ayam chabo betina dapat bertelur sekitar umur 9- 10 bulan. Satu ekor dapat bertelur dengan variasi 8 -12 butir telur.
Utuk telur fertil yang siap ditetaskan akan diambil dari induknya. Kemudian ditetaskan dalam inkubator lebih kurang selama 21 hari. Induk yang sudah selesai bertelur dan terlihat ingin mengerami telurnya, dipisahkan dan diberi pakan khusus.
Biasanya selama sekitar 2 mingguan induk tersebut sudah masuk periode bertelur selanjutnya.