Panennews.com – Harga beras di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, melejit naik diangka Rp17.000 perkilogram.
Berkenan hal ini, pemerintah daerah berencana menggelar pasar murah untuk menekan harga kebutuhan pokok tersebut.
Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta mengatakan, lonjakan harga beras tidak hanya terjadi di kabupaten berjuluk Bumi Kartini saja.
Namun juga terpantau mengalami kenaikan di sejumlah daerah di Pulau Jawa. Kenaikan bervariasi mulai Rp1.000-5.000 perkilogram untuk jenis premium.
“Ada beras dan cabai, hampir semuanya naik. Harga beras berkisar dari Rp17.000 perkilogram,” ujarnya usai memantau harga kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) di sejumlah pasar rakyat, Selasa (20/2/2024).
Pihaknya berencana menggelar pasar murah untuk menekan beberapa Kepokmas yang mengalami kenaikan.
“Saat ini stoknya sudah ada. Kemarin belum dikendalikan oleh pusat, dan kita mengadakan gerakan pasar murah. Ketika sudah normal maka gerakan pasar murah dilakukan saat menjelang Lebaran,” ungkapnya.
Kemarin, Pemkab telah mengikuti rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang dipimpin oleh Inspektur Jenderal Kementrian dalam negeri (Irjen Kemendagri) Tomsi Tohir, dan Direktur Statika dan Harga Puji Ismartini, beserta jajaran lainnya.
Berdasarkan data BPS RI, secara umum terdapat sejumlah komoditas yang paling sering menyumbang andil inflasi terjadi pada Febuari 2018 sampai 2023. Inflasi terjadi disebabkan oleh komponen inti.
Komoditas tersebut diantaranya, beras, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, ikan segar, dan daging ayam ras.
“Berdasarkan histori inflasi Febuari 2018-2023, komoditas beras dan bawang putih selalu mengalami inflasi. Adapun komoditas cabai merah dan bawang merah cenderung lebih sering mengalami inflasi,” kata Tomsi Tohir melalui rapat virtual.
