Tekan Impor Tanaman Hias, Kementan Dukung Petani Milenial Aglaonema

oleh -24 views
Ilustrasi Tanaman Hias Aglaonema (Sri Rejeki) - Foto : Southernliving

Panennews.com – Tanaman hias aglaonema telah menjadi fenomena yang tak terbantahkan dikalangan para penggemar tanaman.

Dikenal akan warna daunnya yang eksotis, tidak hanya sebagai hiasan indah di ruang dalam dan luar, namun juga diyakini membawa keberuntungan, menjadikannya disebut sebagai Sri Rejeki.

Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengungkapkan jika meningkatnya minat masyarakat terhadap aglaonema tak lepas dari keunikan bentuk dan warna daunnya yang langka, meskipun dengan harga yang melambung tinggi.

“Prospek bisnis tanaman florikultura itu memang sangat menjanjikan. Kita bisa lihat jika permintaan aglaonema terus tumbuh seiring dengan munculnya varietas baru, dengan jumlah impor yang mencapai angka 10 juta tanaman sejak tahun 2020, tentu ini harus menjadi perhatian khusus untuk pengembangannya,” ujarnya di Jakarta Senin (11/12/2023).

Baca Juga :   Agar Tunas Cepat Tumbuh, Begini Cara Pemupukan Tanaman Srikaya

Lebih lanjut untuk menekan jumlah impor, upaya pengembangan aglaonema di dalam negeri menjadi krusial.

Meskipun tren pasar aglaonema bergeser dari jenis baby dengan harga Rp 200 ribu sampai Rp 1 juta per tanaman pada tahun sebelumnya.

Omzet penjualan dari kelompok Javaglonema pada tahun 2022 mengalami penurunan menjadi Rp350 juta.
Namun, kelompok ini tetap optimis dan fokus pada perbanyakan anakan aglaonema.

Sementara itu, Kelompok Tani Taruna Tani Javaglonema Milenial di Dusun Paten, Yogyakarta, menjadi salah satu yang mencuri perhatian.

Dengan 13 jenis aglaonema yang dikembangkan, mereka berupaya menjadikan desa pusat tanaman aglaonema dan destinasi wisata yang unik.

Ketua kelompok tani Javaglonema Hanif menganggap jika peluang bisnis aglaonema yang digelutinya sangatlah menggiurkan.

Baca Juga :   Fakta Menarik Bunga Krisan, Mulai Dari Indah Hingga Bermakna

“Saat ini kami mengembangkan 13 jenis aglaonema yaitu Suksom, Red Anjamani, Adelia, Tiara, Red Legacy, Dut White, Bidadari, Mahaseti, Red Chery, Red Exotic, Red Queen, Widuri, dan Pink Sunset,” tutur Hanif

Lebih jauh, Direktur Buah dan Florikultura Kementan, Liferdi Lukman, menyoroti adanya potensi bisnis tanaman hias ini memiliki nilai ekonomi tinggi.

Selain itu, Liferdi juga menekenkan bahwa Kementan akan terus mendorong pengembangan melalui program Kampung Flori dengan menyediakan fasilitas dan dukungan lainnya.

“Kementerian Pertanian terus mendorong dan mendukung pengembangan tanaman hias melalui program Pengembangan Kampung Flori dengan memberikan fasilitas sarana produksi berupa greenhouse, shadinghouse, benih, pupuk dan sarana produksi lainnya untuk meningkatkan produksi dan kualitas produk,” paparnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.