Jambu Lumut Kayen, Varietas Unggulan Asli Pati

oleh -52 views
WhatsApp Image 2023-12-12 at 18.00.52
Jambu Lumut Kayen asal Pati, Jawa Tengah, yang memiliki nilai ekonomis tinggi. (Panennews.com)

Panennews.com – Kabupaten Pati, selama ini terkenal akan kekayaan hortikultura. Tak heran, lantaran wilayah yang terletak di Pantura Timur Provinsi Jawa Tengah itu, termasuk dalam tiga kabupaten yang dinaungi Pegunungan Muria.

Selain memiliki komoditas unggulan seperti Kelapa Kopyor dan Jeruk Pamelo yang mendunia. Kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani ini juga memiliki satu lagi hasil perkebunan yang cukup asing di kalangan pecinta buah, yakni Jambu Lumut Kayen.

Seperti namanya, jambu ini berasal dari daerah di Kecamatan Kayen. Populasinya juga masih terbatas dan hanya terfokus di sentra.

Jambu khas Pati ini telah terdaftar sejak tahun 2015 di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementan RI sebagai varietas lokal Jambu Lumut Kayen.

Baca Juga :   Desa Plosokerep Di Sragen, Punya Kebun Petik Jambu Kristal Yang Manis

Petani Jambu Lumut Kayen, Rosyidi mengatakan, jambu ini memiliki rasa yang lebih manis dan segar dibandingkan dengan buah sejenis.

“Ukurannya besar dan rasanya lebih manis. Kalau musim kemarau rasanya lebih keluar, lebih enak. Meskipun warnanya cenderung hijau, tapi rasa manisnya jangan ditanya. Ini khas Kayen, asli dari sini,” ujarnya, Selasa (12/12/2023).

Lantaran citarasa yang tiada duanya, Jambu Lumut Kayen memiliki nilai jual yang cukup fantastis. Paling murah untuk dilepas di pasar, jambu ini dibandrol Rp18.000 per kilogram.

“Iya karena memang rasanya lebih manis. Jadi memang harganya juga lumayan mahal, bisa Rp18.000 per kilogramnya. Kalau yang kualitas bagus atau grade pilihan, lebih mahal lagi,” ungkapnya.

Rosyidi mengaku telah memiliki pasar tetap untuk produk perkebunan. Paling banter permintaan Jambu Lumut Kayen datang dari Jakarta dan daerah-daerah di Jawa Barat.

Baca Juga :   Mau Tahu Manggis Ratu Kamang? Simak Ulasannya Di sini

Pengamat Pertanian, Muchtar Efendi bercerita, awalnya susah untuk mendapatkan bibit Jambu Lumut Kayen dari pohon induk untuk dibudidaya dan dikembangkan.

Mengingat saat itu, pemilik indukan khawatir adanya pesaing. Namun setelah dilakukan pendekatan yang intens dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Pati, akhirnya sang pemilik luluh dan memperbolehkan 20 cangkokan.

“Setelah mendapatkan bibit dari Pohon Induk Tunggal (PIT) Jambu Lumut Kayen yang terbaik. Kami saat itu segera melangsungkan pengembangan di kebun benih untuk memperbanyak populasi, melalui berbagai metode seperti cangkok, tempel, okulasi dan juga kultur,” beber mantan Kepala Dispertan Pati itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.