Bio Sekuriti Ruminansia, Cara Cepat Kementan Kendalikan Wabah PMK Dan LSD

oleh -29 views
VaksinasiBali
Foto : Dok. Kementan

Panennews.com – Kementerian Pertanian bersama FAO Emergency Centre for Transboundary Animal Diseases (ECTAD) Indonesia didukung oleh Pemerintah Australia.

Dalam hal ini Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) menerima kunjungan Tim Ahli Peternakan dan Kesehatan Hewan dari Australia.

Hal itu untuk melakukan pertemuan dan kunjungan lapang ke Provinsi Jawa Timur dalam upaya mempercepat pengendalian Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) dan Penyakit Kulit Berbenjol (LSD).

Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Nuryani Zainuddin mengatakan PMK dan LSD merupakan penyakit yang sangat menular, dapat menyebar dengan cepat.

Diantara populasi ternak, mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar karena berkurangnya produksi daging dan susu, pembatasan perdagangan, dan bahkan mengharuskan pemusnahan hewan yang terinfeksi.

“Pencegahan dan pengendalian penyakit memiliki arti penting baik bagi sektor peternakan maupun dari aspek perekonomian secara luas. Penerapan biosekuriti yang efektif merupakan pendekatan yang hemat biaya dan secara teknis mudah dilakukan oleh para peternak”, ujarnya, Selasa (14/11/2023).

Baca Juga :   Alternatif Pakan Ternak Dengan Keong Mas

Lebih jauh, Melissa Mclaws, ahli pengendalian PMK pada pertemuan tim ahli menjelaskan bahwa FAO telah mengirimkan sejumlah ahli ke Indonesia untuk melakukan misi tanggap darurat atas wabah PMK di Indonesia.

Misi tersebut mencatat bahwa pemahaman mengenai biosekuriti di lapangan kurang baik di kalangan peternak dan masyarakat karena itu merupakan risiko infeksi yang signifikan.

“Biosekuriti merupakan komponen penting dan strategis dalam pengelolaan atau tata kelola peternakan untuk mencegah masuknya penyakit, berkembangnya, dan tersebarnya suatu wilayah peternakan. Ada tiga prinsip dasar biosekuriti dalam penerapannya pada peternakan, yaitu isolasi, pengendalian lalu lintas, serta pembersihan dan disinfeksi”, ungkapnya.

Baca Juga :   Celepuk Rinjani, Spesies Burung Hantu Khas Pulau Lombok

Selain itu, dalam rangka meningkatkan juga penerapan biosekuriti di peternakan ruminansia besar, Kementerian Pertanian bekerjasama dengan FAO ECTAD telah menyusun pedoman biosekuriti.

Adapun hal itu pada peternakan sapi potong dan sapi perah yang disusun berdasarkan prinsip biosekuriti. Pedoman tersebut dapat dimplementasikan untuk peternakan skala mikro, kecil, menengah, dan besar.

Kunjungan Melissa diharapkan memberikan rekomendasi rencana strategis berbasis risiko untuk pengendalian PMK dan LSD yang berfokus pada mitigasi risiko dalam praktik biosekuriti di peternakan sapi perah dan sapi potong di Indonesia.

Melissa menambahkan bahwa pertemuan yang diadakan di Kantor Ditjen PKH juga akan dilaksanakan kunjungan lapang ke Jawa Timur, bertujuan untuk membahas penerapan praktik pengendalian yang paling tepat.

“Kami mengadakan pertemuan ini untuk berkonsultasi dan mengidentifikasi konsep biosekuriti sehubungan dengan penyusunan rencana strategis biosekuriti”, jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.