KKP Gandeng UNIDO, Dorong Daya Saing Udang Di Pasar Global

oleh -12 views
KKP Gandeng UNIDO Angkat Daya Saing Udang dan Emas Hijau di Pasar Dunia 3
Foto : Dok. KKP

Panennews.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melanjutkan kemitraan strategis dengan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) guna meningkatkan daya saing produk perikanan khususnya udang dan rumput laut Indonesia di pasar global.

Kemitraan ini melalui Program SMART-Fish 3 dimaksudkan memperkuat produksi, standar mutu, diversifikasi produk, dan peluang pasar produk udang dan rumput laut yang dilaksanakan melalui Global Quality and Standards Programme (GQSP).

“Program SMART-Fish 3 ini melanjutkan program sebelumnya SMART-Fish 2 yang telah berlangsung 2019-2023,” ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo melalui keterangan tertulisnya, Jumat (18/08/2023).

Selain itu, Budi juga mengungkapkan dalam fase baru ini, produk udang hasil ramah lingkungan menjadi salah satu fokus kegiatan dalam program ini karena permintaan pasar dunia kian meningkat dengan harga premium.

Baca Juga :   Serigala Atlantik, Spesies Ikan Biota Laut Dengan Tubuhnya Mengerikan

Sementara produk rumput laut jenis baru, seperti Ulva dan Caulerpa, menjadi fokus komoditas berikutnya dalam program ini yang diharapkan mampu mengakselerasi hilirisasi komoditas rumput laut.

“Diversifikasi produk dan peningkatan nilai tambah dengan pasokan bahan baku sesuai standar diharapkan dapat mendorong praktik produksi yang berkelanjutan,” tuturnya.

Sebagai salah satu produsen rumput laut terbesar di dunia, Budi menyebut bahwa Indonesia mampu memenuhi sendiri kebutuhan bahan baku industri agar dan karaginan di dalam negeri.

Selanjutnya, dia optimis Indonesia akan berhasil meningkatkan market share produk rumput laut bernilai tambah (agar dan karaginan), sehingga ekspor bahan mentah komoditas “emas hijau” tidak lagi mendominasi.

“Saat ini, KKP telah menyiapkan sentra-sentra usaha rumput laut di beberapa wilayah Indonesia, seperti di Wakatobi, Maluku Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat,” jelasnya.

Baca Juga :   Modeling Budidaya Rumput Laut Di Wakatobi, Terapkan Hasil Panen Berkualitas

Dalam kesempatan tersebut, Budi mengingatkan pentingnya pengembangan panduan Risk Profiling sebagai acuan para pelaku usaha dalam mengidentifikasi risiko potensial sekaligus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampaknya.

Lebih jauh, panduan tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam membangun ketahanan dan ketangguhan sektor perikanan Indonesia. Dia menyontohkan Unit Pengolah Ikan (UPI) skala mikro dan kecil di Tarakan yang berhasil menembus pasar ekspor Malaysia.

“Kami menyiapkan 16 Standar Operasional Prosedur pengelolaan udang, rumput laut, bandeng dan patin. SOP ini menjadi panduan penting bagi pelaku usaha untuk menjalankan operasi mereka secara efisien dan berkualitas,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.