Virus ASF Merebak, Pemerintah Harus Perbaiki Tata Kesehatan Ternak

oleh -16 views
IMG_09190506
Foto : Dok. Kementan

Panennews.com – Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan meminta Pemerintah untuk memperbaiki tata kelola kesehatan hewan ternah agar terhindar dari berbagai penyakit.

Hal ini mengingat, daging babi menjadi salah satu olahan yang banyak dikonsumsi masyarakat dibeberapa daerah tertentu.

“Bagi kelompok masyarakat tertentu dan di daerah-daerah tertentu, daging babi adalah sumber protein yang menjadi malanan sehari-hari. Jadi masalah virus ini harus diatasi secara serius,” ungkap Daniel dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, Kamis (25/05/2023).

Diketahui, beberapa waktu belakangan ini, merebak Virus Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) di beberapa wilayah. ASF terdeteksi di Indonesia setelah ditemukan di sebuah peternakan Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau pada April 2023 kemarin.

Baca Juga :   Program Bayi Tabung Badak, Cara KLHK Lestarikan Badak Sumatera Di Kalimantan

Adapun Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, babi di Indonesia terinfeksi virus tersebut karena virus dan bakteri yang sudah lama hilang saat ini mulai bangkit.

Oleh karena itu, Daniel meminta Pemerintah bekerja sama dengan stakeholder terkakit untuk terus melakukan edukasi kepada peternak mengenai kesehatan hewan ternak. Mulai dari urusan pakan, vaksin dan vitamin yang konsisten diberikan, serta kebersihan kandang hewan ternak.

Lebih lanjut, Daniel berpesan kepada seluruh peternak di Indonesia agar mengawasi penyebaran virus ASF bersama-sama. Dengan kerja sama seluruh pihak, ia meyakini berbagai persoalan yang muncul dapat ditanggulangi dengan baik.

Baca Juga :   Rutin Terima Pasokan Kerbau, Barantan Cek Kesehatan Secara Maksimal

“Tidak perlu panik, tapi mari kita hadapi persoalan ini bersama-sama. Dengan kolaborasi yang erat antara masyarakat, Pemerintah, DPR serta seluruh elemen bangsa lainnya, pasti akan ada solusi dari setiap permasalahan,” ujarnya.

Lebih jauh, virus tersebut lantas menyebar di beberapa wilayah di Kepulauan Riau, Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat, hingga sejumlah daerah di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Kemunculan virus Demam Babi Afrika dilaporkan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WHO) pada awal Mei lalu.

Meski belum ditemukan kasus penularan kepada manusia, virus ini diketahui memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi. Virus tersebut dapat menyebabkan kematian hingga 100 persen pada komunitas ternak yang terjangkiti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.