Sistem Sub Kompartemen, Mudahkan Ekspor Ternak Babi

oleh -35 views
download (43)09
Foto : Dok. Kementan

Panennews.com – Kementerian Pertanian melakukan gerak cepat dengan memberikan pendampingan pelaksanaan disposial, disinfeksi dan pelaksanaan biosekuriti paska penutupan pintu ekspor ternak babi asal Pulau Bulan, Provinsi Kepulauan Riau ke Singapura.

Penutupan pintu ekspor ini sebagai imbas temuan penyakit pada ternak babi berupa African swine fever (ASF) atau flu babi Afrika sejak April 2023.

“Kementan telah usulkan sistem sub-kompartemen bebas ASF di Pulau Bulan dan telah disetujui oleh pihak Singapura, sehingga kedepan kita dapat kembali mengekspor ternak babi ke Singapura,” kata Kepala Barantan, pada Jum’at (05/05/2023) di Jakarta.

Adapun Pemerintah melakukan pendampingan ketat kepada pemilik peternakan hewan babi di Pulau Bulan, PT ITS setelah dicabut penetapannya sebagai kompartemen bebas ASF di Indonesia.

“Dengan pembekuan ini, kami akan menindaklanjuti dengan melakukan evaluasi secara berkesinambungan agar dapat ditinjau pemberlakuan kompartemen bebas ASF dengan sistem sub kompartemen,” katanya lagi.

Baca Juga :   Ridwan Kamil Lepas Ekspor Kopi Ke Belanda Senilai Rp. 4 Milyar

Selain itu, Menurut Bambang, upaya ini menjadi langkah yang strategis mengingat Pulau Bulan merupakan peternakan babi terbesar di Indonesia dan tercatat menyumbangkan 15% dari total keseluruhan kebutuhan impor babi di Singapura.

“Kementan akan evaluasi dan investigasi seluruh aspek manajemen risikonya. Bersama Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan kami bersama bergerak cepat menurunkan tim,” tegas Bambang.

Sebagai informasi, PT ITS telah lama ditetapkan sebagai kompartemen bebas ASF dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Keputusan Nomor 669/KPTS/PK.320/M/11/2021 tentang Penetapan PT ITS Suaka sebagai Kompartemen Bebas dari Penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever) pada Ternak Babi.

Sementara itu, peternakan babi tersebut secara berkala melakukan pengujian ASF yang dikirim ke Laboratorium Veteriner Balai Veteriner Bukittinggi, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian.

Baca Juga :   Bantuan Ternak Ayam, Tekan Angka Kemiskinan Di Kabupaten Sumedang

Namun beberapa waktu lalu, Singapura telah menyatakan Babi hidup yang dikirim dari Pulau Bulan, Kepulauan Riau, Indonesia ke Singapura, telah ditemukan terinfeksi penyakit flu babi.

Lebih lanjut, virus tersebut terdeteksi di dalam daging babi yang dipotong di sebuah tempat pemotongan hewan di Jurong, Singapura. Penyakit babi ini sangat mudah menyebar diantara babi liar dan babi domestik, namun tidak menular ke manusia.

Lebih jauh, Menurut Badan Makanan Singapura/ Singapore Food Agency (SFA), ini adalah pertama kali ASF terdeteksi pada babi yang diimpor ke Singapura. Pemerintah Singapura dalam hal ini SFA lalu menghentikan sementara impor babi dari Pulau Bulan, Batam sebagai imbas temuan African Swine Fever pada 19 April 2023.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.