Beragamnya Varitas Perkebunan, Penyebab Nilai Tukar Petani Rendah

oleh -8 views
tembakau di NTB
Tanaman tembakau di Lombok. (Panennews. com/istimewa)

Panennews.com – Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB, Dr. H. Fathul Gani menjelaskan, seringnya subsektor tanaman perkebunan rakyat paling rendah dari sub sektor lainnya.

Menurutnya, ada beberapa hal yang menyebabkannya diantaranya, salah satunya karena beragamnya subsektor tanaman perkebunan rakyat di NTB seperti kelapa, kopi, cengkeh, tembakau, vanili dan sebagainya.

Satu atau dua subsektor tanaman perkebunan rakyat yang tak berhasil dalam periode tertentu akan bisa berdampak pada beberapa komoditas yang hasilnya sedang bagus.

“Tembakau misalnya bisa di angka 100, namun karena beragamnya perkebunan di masyarakat kita sehingga tertutupi keberhasilan tembakau itu. Misalnya vanili belum berproduksi, masih dalam proses penanaman, satu atau dua tahun baru dinikmati hasilnya. Buah yang lain juga fluktuatif, kadang berhasil kadang tidak, tergantung kondisi cuaca,” kata Fathul Gani.

Baca Juga :   Mentan SYL Sebut Kolaborasi Jadi Kunci Bisnis Pertanian Maju

Dikatakan, kontinuitas ketersediaan hasil produksi masih ada sedikit persoalan di subsektor tanaman perkebunan rakyat ini lantaran sangat tergantung oleh kondisi cuaca.

Ditambahkan, biaya produksi untuk subsektor perkebunan rakyat dinilai masih tinggi, sehingga mempengaruhi angka NTP yang dihitung oleh BPS. Terkait dengan hal ini,

Distanbun NTB menyiasatinya dengan memberikan bantuan bibit tanaman perkebunan. Selanjutnya memberikan fasilitasi pembinaan kepada para kelompok tani di NTB.

“Kalau perkebunan rakyat di kita itu kan luas dan tersebar. Komoditi kan punya area masing-masing di wilayah NTB. Kalau tembakau misalnya sekitar 20 ribuan hektare, komoditas kelapa sekian ribu hektare. Jadi punya area masing-masing karena beragamnya banyak,” ujarnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.