Panennews.com – Kangkung Lombok sepanjang sejarah perdagangan tanaman hortikultura sangatlah digemari. Pasalnya selain kangkung Lombok tidak sulit ditanam dalam kontur tanah jenis apapun, juga penjualannya yang menjanjikan. Karena sebagian masyarakat Lombok tidak lengkap rasanya olahan sayur tanpa kangkung.
Namun yang justru lebih menarik, kangkung Lombok mampu meningkatkan nilai ekonomi bagi petaninya. Dalam satu petak sawah saja dengan ukuran sedang, petani bisa meraup keuntungan dari hasil panennya antara Rp200 ribu-Rp250 ribu sehari.
Bahkan para petani yang memiliki petakan sawah kangkung yang lebih luas bisa meraup pundi rupiah antara Rp400 ribu-Rp500 ribu sehari.
“Alhamdulillah dengan bertani kangkung bisa meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga dan tentu pendidikan anak-anak bisa terbantu. Kami petani kangkung merupakan petani turunan dengan memanfaatkan lahan yang tersedia dan yang terpenting keluar masuk air tetap lancar,” kata Inaq Derah, Sabtu (8/4/2023).
Permintaan sayur kangkung Lombok selalu meningkat drastis terlebih selama bulan Ramdahan. Dalam sekali orderan saja petani kewalahan menerima pesanan hingga ribuan ikat.
Petani lainnya Nurisah, asal Desa Mekarsari, Narmada, Kabupaten Lombok Barat mengaku pesanan tidak hanya datang dari dalam daerah melainkan untuk kebutuhan pulau Bali.
“Sekali petani bisa mendapatkan puluhan ikat atau satu paket sayur kangkung, yang isinya 100 ikat. Rata rata, sekali panen bisa mencapai satu ton sayur kangkung yang di-packaging dengan karung,” ujarnya.
Dikatakan Nursiah, sekali panen biasanya diperoleh 100 ikat atau satu paket, yang langsung dijual ke pasar. Sedangkan untuk pengiriman disatukan dulu di distributornya yang akan mengirimkannya ke luar daerah seperti Bali.
“Biasanya kalau permintaan kangkung meningkat harga kangkung di Lombok juga meningkat 100 persen. Penyebabnya stok kangkung sudah menipis. Apalagi menjelang hari raya dan hari besar lainnya permintaan sayur kangkung di pasaran relatif tinggi,” katanya.