Panennews.com – Desa Banaran, Gunungkidul, Purwanto mulanya hanya petani hutan biasa. Seperti masyarakat Gunungkidul pada umumnya, ia bertani di ladang dengan menanam berbagai jenis tanaman palawija seperti kacang, jagung, dan padi saat musim hujan.
Purwanto juga membudidayakan lebah madu sejak tahun 80an. Lebah yang ia pelihara ketika itu belum memiliki kualitas yang baik.
Sampai dikisaran tahun 1983, ia merasa penasaran saat sedang bertani di hutan. Ia melihat sekelompok lebah mengerumuni dedaunan pohon Akasia Mangium dan Eukaliptus.
Saat pagi hari Purwanto mengaku kembali ke hutan melihat daun Akasia yang masih basah karena embun. Ia penasaran kemudian menjilat daun basah tersebut dan mengetahui rasanya manis.
Dari situ ia yakin lebah – lebah tersebut mengambil sumber makanan dari dua jenis pohon itu. Melihat makanan yang khas untuk lebah itu, Purwanto mencoba menemui pengelola hutan Wanagama.
Hutan Wanagama ini milik Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dikelola untuk keperluan pendidikan. Pemanfaatan lahannya dibuka untuk warga setempat berkebun. Kebetulan Purwanto bekerja sebagai pengukuran tanaman di Hutan Wanagama.
Dari informasi Purwanto itu, penanaman pohon Akasia Mangium dan Eukaliptus diperbanyak. Dua jenis pohon itu sudah ada di hampir seluruh kawasan Hutan Wanagama, yakni petak 5, 16, 17, 18, dan 19.
Dari madu berkualitas itu, ia kemudian memberanikan diri untuk usaha mandiri. Purwanto memutuskan keluar dari susunan kepengurusan Hutan Wanagama, meskipun masih beraktivitas di sana.
Di sisi lain Purwanto tetap diminta membantu pengelola Hutan Wanagama setiap saat ada yang ingin belajar pengelolaan lebah.
Purwanto sejak 1984 memiliki andil besar bagi Hutan Wanagama maupun masyarakat Desa Banaran dan sekitarnya. Temuan pohon Akasia Mangium dan Eukaliptus sebagai sumber makanan lebah menjadi ladang baru untuk budidaya lebah.
Peternak lebah di kawasan Hutan Wanagama bisa mendapatkan keuntungan cukup besar. Madu dengan kualitas tinggi, harga jual madu bisa mencapai ratusan ribu rupiah.
Madu biasa dipanen saat musim semi, seperti bulan Juni, Juli, Agustus, September, dan Oktober. Purwanto menerangkan madu hasil ternak lebah tidak susah untuk dijual. Ia sendiri sudah memiliki langganan yang membeli setiap panen madu.