Khawatir Kekurangan Stok, Petani Disarankan Tak Jual Gabah Seluruhnya

oleh -6 views
Ilustrasi Padi
Foto : Unsplash

Panennews.com – Sudah banyak petani yang panen di bulan Maret ini. Hal ini yang membuat kekhawatiran masyarakat terhadap kekurangan stok kebutuhan pokok ini menjadi hilang.

Namun demikian, pemerintah meminta masyarakat agar tidak menjual seluruh gabahnya saat panen. Sebab stok gabah di dalam daerah memang harus cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terlebih dahulu.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB, Muhammad Taufieq Hidayat mengatakan, usai masyarakat panen, sebaiknya sebagian gabah ditaruh di rumah, gudang atau lumbung masing-masing.

Menurutnya ini bagian dari kearifan lokal yang harus dijaga. Fungsinya agar masyarakat tetap memiliki stok yang cukup di saat harga beras tinggi.

“Itu (gabah) mekanisme pasar, kita tak bisa terlalu intervensi. Hanya kita minta kepada masyarakat jangan habiskan dijual gabahnya. Kembalikan kearifan lokal, simpan untuk stok sampai musim tanm berikutnya. Kalau sewaktu-waktu naik harga (beras), dia kan punya simpanan,” kata Muhammad Taufieq Hidayat kepada wartawan Selasa, 19 Maret 2024.

Baca Juga :   Panen Raya Di Sulsel Capai 5,2 Ton Per-Hektare, Stok Beras Aman

Ia yakin masyarakat sudah bisa mengukur kebutuhan beras untuk keluarganya selama satu musim tanam agar tidak kekurangan beras sebelum tibanya musim panen.

Sebab jika petani menjual seluruh gabah setelah panen, dikhawatirkan Patani ikut membeli beras dengan harga yang fluktuatif tersebut.

“Tak apa-apa, silahkan dijual gabahnya, namun yang penting stoknya disiapkan agar tidak kekurangan pangan. Mau naik harga gabah esoknya kan tak berpengaruh dia karea dia punya stok sendiri sampai musim tanam berikutnya,” ujarnya.

Khusus bulan Maret ini, luas area potensi panen di NTB mencapai 39.825 hektare dengan produksi mencapai 204.352 ton GKG (Gabah Kering Giling). Jumlah itu tersebar di 10 kabupaten/kota.

Baca Juga :   Indonesia Serius Kembangkan Pertanian Keluarga Dunia

Namun diperkirakan petani di Kabupaten Lombok Tengah yang paling banyak melakukan panen padi di bulan ini dengan estimasi 13 ribu hektare lebih dengan potensi 72 ribu ton GKG.

Di Lombok Timur terdapat 7 ribu hektare lebih sawah yang dipanen dengan potensi 39 ribu ton GKG, disusul dengan Kabupaten Lombok Barat dengan luas lahan sawah yang panen sebanyak 6 ribu hektare.

Begitu juga dengan Kabupaten Sumbawa, Bima dan Dompu yang sedang panen jumlah area panen yang berbeda-beda.

Sejumlah petani di Pringgarata Lombok Timur mengaku saat ini sudah mulai dilakukan panen. Namun rata-rata petani tak buru-buru menjual gabahnya karena trauma dengan kenaikan harga beras yang menjadi Rp18.000 per Kg beberapa waktu lalu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.