Panennews.com – Wakil Bupati (Wabup) Semarang Basari mendorong masyarakat lebih peduli dalam mencegah dan menangani stunting.
Caranya, dengan menyisihkan uang Rp2 ribu, atau setara harga satu butir telur unggas per-hari. Selain itu, Ia juga mendorong warganya untuk mengkonsumsi telur setiap hari.
“Jika setiap warga yang mampu itu membantu Rp60 ribu per bulan untuk dibelikan telur dan dibagikan ke penyandang gizi buruk, maka persoalan bisa segera diatasi,” katanya, saat membuka Rakor Penanganan Kemiskinan Ekstrem Melalui Pengembangan Usaha Ekonomi Desa, di Balai Desa Jetis, Bandungan, Kamis (25/01/2024).
Di hadapan 208 kepala desa yang menghadiri rakor, wabup menegaskan kasus tengkes atau stunting bisa terjadi karena ada warga yang sangat miskin. Sehingga, mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi minimal anggota keluarga, terutama anak-anak.
Lebih lanjut, penanganannya harus dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak yang terkait, termasuk pemerintah desa, dan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Sementara itu, Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengimbau Bumdes dapat memberdayakan ekonomi lokal, untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di desa. Salah satunya, dengan membantu masyarakat mengakses pembiayaan usaha ekonomi produktif yang mereka lakukan.
Lebih jauh, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Riset Daerah (Baperinda) Kabupaten Semarang, Muslih, menjelaskan, berdasarkan Data Kemenko PMK, saat ini tercatat 94.953 orang warga miskin ekstrem. Pihaknya telah menyerahkan data by name by addres itu kepada kepala desa untuk mendapatkan intervensi penanganan.
Ditambahkan, berdasarkan kesepakatan antara Dispermasdes dan Dinsos, setiap desa diperintahkan mengalokasikan dana Rp60 juta–Rp80 juta dari Dana Desa, untuk intervensi kemiskinan ekstrem.
“Sehingga ditargetkan pada tahun 2024 dan dinilai pada awal tahun 2025, Kabupaten Semarang bisa zero kemiskinan ekstrem hingga pencegahan stunting yang dalam hal ini dengan mengkonsumi telur setiap hari” tegasnya.