Panennews.com – Tetap produktif di segala musim, Kabupaten Gunungkidul mengembangkan komoditas bawang merah di lahan kosong. Budidaya bawang merah ini dipercayakan pada Kelompok Wanita Tani (KWT).
Penanaman bawang merah seluas 10 hektar di Kecamatan Semin ini sebagai program pengembangan kawasan kampung hortikultura yang khusus membudidayakan komoditas bawang merah. Panen perdana bawang merah digelar Kamis (9/11/2023) ini.
Sepuluh hektar lahan bawang merah tersebut bakal dikelola 3 KWT penerima bantuan yakni KWT Sekar Dawe Bendung seluas 4 hektar, KWT Setia Mekar Bulurejo seluas 3 hektar, dan KWT Sri Rejeki Bedil Kulon seluas 3 hektar.
Tiap kelompok mendapatkan bibit bawang merah varietas Sanren 686 encek atau kurang lebih 171.500 batang. Selain itu ada bantuan pupuk dolomit 850 kilogram, pupuk organik 1 ton, pupuk NPK 220 kilogram, serta pembenah tanah.
Ketua KWT Setia Mekar Bulurejo, Fitriyani, mengatakan, program budidaya ini dimulai dengan pengadaan sarana produksi pada Agustus 2023 lalu, dilanjutkan dengan drop bibit di September dan secara bertahap dilakukan penanaman.
“Hasil panen mencapai 15,3 ton per hektare umbi basah. Ini dengan metode penanaman jarak tanam 15 x 15 centimeter,” katanya.
Fitriyani menjelaskan, pemupukan dilakukan tiga kali untuk mendapatkan hasil maksimal. Ketiganya adalah pemupukan dasar dengan pemberian dolomit, pupuk organik dan NPK yang disebar merata pada bedengan, lalu pemupukan susulan 1 pada umur 15 hari setelah tanam.
“Pemupukan susulan 2 pada umur 30 hari setelah tanam dengan NPK. Sedangkan aplikasi POC dilakukan interval 7 hari sekali selama 3 kali,” terangnya.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, mengatakan, gerakan menanam kebutuhan pokok seperti bawang merah memang perlu dilakukan. Hal ini dapat dengan memanfaatkan tanah kosong dan menggunakan polybag.
“Tidak memandang musim, baik kemarau maupun penghujan, tanah tetap produktif. Kegiatan ini juga untuk mencukupi kebutuhan ibu-ibu,” kata Suharyanta.