Pupuk Super Cerdas UGM Diklaim Mampu Tingkatkan Produksi Teh Hingga Tiga Kali Lipat

oleh -70 views
Penerapan pupuk SFF UGM di kebun teh di Kab. Batang. (Dok. UGM)
Penerapan pupuk SFF UGM di kebun teh di Kab. Batang. (Dok. UGM)

Panennews.com – Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gadjah Mada (PIAT UGM) mengembangkan pupuk super cerdas atau Super Smart Fertilizer (SSF) untuk berbagai jenis tanaman produksi. Pupuk ini diklaim mampu meningkatkan panenan teh hingga tiga kali lipat.

Sejak pertengahan 2023 pupuk ini telah digunakan di kebun teh PT Pagilaran, perusahaan teh milik UGM, di Kabupaten Batang. Hasilnya pupuk ini terbukti dapat meningkatkan produksi pucuk teh secara drastis.

“Uji coba sudah dilakukan di dua area yaitu di Afdeling Pagilaran dan Kalilandak. Dari dua kali pemetikan ada kenaikan yang signifikan, yang tertinggi mencapai 320 persen,” tutur Aji Prasetyo, Asisten Manajer di Unit Produksi (UP) Pagilaran, dikutip dari keterangan di UGM, Senin (20/11/2023).

Ia menerangkan, jumlah kenaikan produksi memang bervariasi karena terdapat sejumlah perbedaan dari segi ketinggian lokasi, usia tanaman, dan faktor-faktor lain. Namun, besaran produksi di seluruh area menunjukkan tren peningkatan.

Baca Juga :   Daun Dolar Kerap Menguning, Begini Cara Mudah Dalam Mencegahnya

Pengujian kualitas teh yang dihasilkan pun menunjukkan hasil yang baik. Pada salah satu area, produksi teh mencapai 1.800 kilogram pucuk per hektare untuk satu kali panen.

Aji menjelaskan, terdapat dua jenis pupuk SSF yang telah digunakankan di kebun UP Pagilaran, yaitu pupuk dalam bentuk padat dan pupuk cair.

SSF merupakan salah satu inovasi yang dikembangkan oleh Kepala PIAT UGM, Prof. Taryono. Pupuk ini terbuat dari kompos, biochar, hidrolisat bulu ayam, serta pupuk anorganik, dengan komposisi yang disesuaikan untuk tiap jenis tanaman.

Sebelum diterapkan pada komoditas teh, SSF telah digunakan pada padi dan jagung. Hasilnya juga diklaim positif.

Baca Juga :   Peneliti UGM Manfaatkan Kecerdasan Buatan, Untuk Petakan Budidaya Rumput Laut

“Proses pembuatan SSF sebenarnya sudah sangat lama. Untuk teh ini baru mulai diaplikasikan di Pagilaran bulan Mei lalu,” kata Taryono.

Ia menerangkan, aplikasi pupuk SSF di kebun teh Pagilaran selama proses pengujian sebenarnya masih di bawah dosis yang dianjurkan. Seiring hasilnya yang positif dalam enam bulan pertama, Taryono yakin produk ini dapat menjadi solusi untuk menggenjot produksi teh berkualitas tinggi.

Ia berharap, dengan peningkatan dosis pemberian pupuk di periode tanam selanjutnya, hasil produksi dapat terus diperbanyak hingga mencapai kuantitas yang maksimal.

“Harapannya tahun depan kita dapat memperbaiki kembali dosis yang sesuai anjuran untuk digunakan di hampir semua kebun, khususnya di Pagilaran,” kata Taryono.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.