Modernisasi Alsintan, Kementan Gencarkan Listrik Masuk Sawah

oleh -8 views
download (10)
Foto : Dok. Kementan

Panennews.com – Kementerian Pertanian RI melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mendorong agar listrik masuk ke area pesawahan.

Hal itu dilakukan dalam rangka memasok energi untuk modernisasi dan mekanisasi pertanian.

Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan untuk modernisasi alsintan diperlukan energi yang efektif dan efisien. Oleh sebab itu, sudah saatnya listrik masuk sawah.

“Berdasarkan berbagai pengalaman praktek lapangan dalam menggunakan energi untuk proses budidaya di sawah, petani merasakan lebih hemat menggunakan energi listrik, dibandingkan bahan bakar minyak, gas, sedangkan energi solarcell belum begitu meluas di petani,” ungkap Suwandi dalam Rakor LTT dan Elektrifikasi, Minggu (14/04/2024).

“Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, untuk mekanisasi ini diperlukan tenaga dan sumber energi yang lebih murah dan mudah didapat dari tenaga listrik, maka dikembangkan Listrik Masuk Sawah (LMS) dan beberapa daerah menyebut program Gerakkan listrik masuk sawah (Gelisah),” sambung Suwandi.

Lebih lanjut Suwandi memaparkan salah satu yang menjadi contoh yakni program listrik masuk sawah di Kabupaten Ngawi Jawa Timur.

Baca Juga :   UGM Kembangkan Media Tanam Jamur Pengganti Kayu Sengon yang Mahal

“Sebagai contoh program listrik masuk sawah yakni Kabupaten Ngawi mengembangkan sumur submersible lebih dari 17.000 unit dari swadaya petani dan bantuan untuk mengairi lahan kering tadah hujan sehingga bisa bertanam padi 3 kali setahun (IP300),” paparnya.

Selain di Ngawi, lanjut Suwandi program serupa juga dilakukan di Kabupaten Sragen, lebih dari 23.000 sumur submesible guna memompa air dari dalam tanah untuk mengairi lahan tadah hujan sehingga indeks pertanaman IP bisa ditingkatkan hingga IP300 bahkan IP400 lebih dari ribuan hektar.

“Setiap titik sumur submersible bisa melayani 2-30 hektar dengan biaya dari 8 juta hingga 150 juta rupiah tergantung jenis ukuran pipa dan pompa, kedalaman sumur, dan lainnya,”imbuhnya.

Terkait maraknya pembuatan jebakan tikus yang menggunakan aliran listrik, Suwandi dengan tegas menghimbau petani agar Listrik Masuk Sawah tidak digunakan untuk hal-hal yang membahayakan.

“Listrik Masuk Sawah digunakan untuk menggerakan mesin pompa air, alat olah lahan, mesin pembuatan kompos, alat panen dan pasca panen, juga lampu perangkap hama dan lainnya. Dalam hal ini dilarang keras menggunakan kawat listrik untuk jebakan tikus sawah, sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa,” tegas Suwandi.

Baca Juga :   Jelang Nataru Pasar Mitra Tani Kementan Massifkan Gelar Pangan Murah

Sementara itu, TAM Bidang Mekanisasi dan Alsintan PLN, Astu Unadi mengatakan penggunaan listrik untuk energi mesin pompa air jauh lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar lain. Pasalnya, untuk pengunaan listrik bisa disetting secara otomatis.

Astu memaparkan, mesin pompa itu bisa digerakan oleh beberapa sumber tenaga, antara lain dengan dengan diesel. Dan umumnya mesin pompa lebih dari 8 house power kalau diameter pipanya besar.

“Untuk Diesel 8 housepower, kalau kita rupiahkan dengan rata-rata harga solarnya 6.800, saya kemaren ngecek di Palembang harganya bisa naik di tingkat petani 10.000 per liter. Jadi tinggal dikalikan saja 22.000 rupiah perjam. Kemudian kalau untuk bensin, 5 houspower kebutuhan bahan bakarnya antara antara 1,2 samapai 1,37 liter perjam. kalau harganya itu Rp. 10.000 per liter di pom bensin biasanya di petani di desa itu jauh lebih dari pom bensin sehingga harganya lebih mahal,” paparnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.