Petani Jagung di Jepara Dihantui Gagal Panen

oleh -19 views
Giyarto petani jagung asal Desa Sendang, Jepara membenahi sumur. (Panennews.com/Ahmad Muharror)
Giyarto petani jagung asal Desa Sendang, Jepara membenahi sumur. (Panennews.com/Ahmad Muharror)

Panennews.com – Petani jagung di sejumlah wilayah di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, dihantui gagal panen pada musim kemarau tahun ini, lantaran krisis air.

Ketua Kelompok Tani Margo Tentrem, Giyarto mengatakan, sejumlah tanaman jagung sudah mati karena keringnya saluran irigasi. Produksi jagung di Bumi Kartini dipastikan menurun.

“Tanaman jagung banyak yang mati. Ini akan berdampak pada menurunnya hasil panen para petani,” ujarnya, Jumat (20/10/2023).

Pria berumur 60 tahu ini mengaku, harus mengeluarkan kocek lebih, agar lahan pertanian dapat teraliri air. Yakni dengan membuat sumur dan membayar sewa pompa. Itupun tidak bisa begitu diandalkan.

Baca Juga :   KTNA Kerahkan Petani, Dukung Program Kementan Optimasi Lahan Rawa

“Hasilnya berapa di musim kayak gini ya nggak bisa diprediksi. Modalnya udah berkali-kali lipat. Kayak pengairan itu aja misalnya, sehari semalem itu belum tentu bisa mengairi satu kotak, sedangkan seharinya butuh BBM paling nggak Rp250 ribu,” beber warga Desa Sendang, Kecamatan Kalinyamatan itu.

Munawar petani asal Desa Sidigede, Kecamatan Welahan, turut mengaku kesulitan untuk mengakses air untuk lahan pertanian.

Bahkan, ia dan enam rekannya membenahi sumur bor agar bisa mengalirkan air di sawah milik mereka. Sumur tersebut menurutnya memiliki kedalaman sekitar 75 meter.

Namun karena diesel yang mereka gunakan tidak lagi kuat untuk mengangkat air sampai ke atas permukaan tanah, menyebabkan petani terpaksa untuk beralih menggunakan siber. Sehingga mau tidak mau, modal yang mereka keluarkan juga ikut bertambah.

Baca Juga :   Titiek Soeharto Ajak Seluruh Elemen Bangsa Ikut Perangi Mafia Impor Pangan

“Sumur bor itu kedalamannya sekitar 75 m, airnya bisa keluar, cuma ini dieselnya udah nggak kuat ngangkat air ke atas. Sehingga kita ganti menggunakan siber,” jelasnya.

“Satu paket ini harganya Rp 3 juta, kalau ditambah sama peralatan yang lain totalnya jadi Rp 5 juta. Nanti ketambahan sewa disel dinamo karena di sini enggak ada listrik itu Rp 5 juta,” imbuh pria berumur 65 tahun itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.