NTT Kembangkan Digital Farming, Dari Irigasi Tetes Sampai Ke Marketplace

oleh -9 views
PJ. Gubernur NTT panen perdana cabai di Desa Baumata Kupang (Panennews.com/Sony Taolin)
PJ. Gubernur NTT panen perdana cabai di Desa Baumata Kupang (Panennews.com/Sony Taolin)

Panennews.com – Pj. Gubernur NTT, Ayodhia Kalake melakukan Panen perdana Cabai di Lahan III GS Organik Desa Baumata Timur, Kabupaten Kupang, Selasa (17/10/2023)

Ayodhia mengatakan kegiatan panen cabai tersebut merupakan sinergitas antara Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi NTT dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) 2023.

Lebih lanjut, Ayodhia menjelaskan kegiatan panen cabai diinisiasi oleh Kantor Perwakilan BI melalui implementasi program digital farming yaitu penggunaan alat digital untuk mengukur tanah yang terkoneksi dengan smartphone.

“Ini terobosan inovasi yang sangat baik dan juga sejalan dengan instruksi Presiden yaitu memperkuat sarana dan pra sarana pertanian,” kata Ayodhia.

Ayodhia juga memberikan apresiasi dukungan Bank Indonesia Perwakilan NTT dalam menyediakan sarana informasi harga pangan menggunakan LED (Local Economic Development) atau pengembangan ekonomi lokal di pasar-pasar.

“Selain itu juga subsidi ongkos angkut untuk operasi pasar murah yang bekerja sama dengan Bulog. Ini sejalan dengan instruksi Presiden yang pertama yaitu mengoptimalkan anggaran dan belanja daerah dan ini berguna untuk pengendalian inflasi,” jelas Ayodhia.

Baca Juga :   Kacang Hijau, Si Biji Kecil Penuh Manfaat

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTT Dony Heatubun mengungkapkan, upaya pihaknya melalui implementasi digital farming pada lahan GS Organik dan implementasi integrated farming pada Ponpes Hidayatullah Batakte merupakan salah satu wujud dalam mendukung program Pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam pengendalian inflasi.

“Metode digital farming terdiri dari penggunaan alat digital untuk mengukur pH tanah yang diintegrasikan pada smartphone, implementasi irigasi tetes, dan pemasaran online melalui marketplace,” kata Dony.

Dony menjelaskan digital farming merupakan salah satu upaya Bank Indonesia dalam pengembangan UMKM di bidang klaster pangan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan strategis.

Baca Juga :   Klaten Panen Padi Model IP400, Mentan SYL : Perluas Ke Daerah Lain

Selain meningkatkan kapasitas, pemberian bantuan teknologi ini juga ditujukan untuk meningkatkan efisiensi biaya, peningkatan daya saing dan perluasan pasar UMKM.

Dony juga menjelaskan, KPW BI NTT juga mengimplementasikan integrated farming pada Pondok Pesantren Hidayatullah Batakte, dengan tujuan untuk memperkuat ekosistem rantai nilai halal, dan pengembangan kemandirian ekonomi pesantren sebagai bagian dari kebijakan bauran Bank Indonesia.

“Selanjutnya program digital farming yang ada di GS Organik ini kami replikasikan ke program integrated farming di Ponpes Hidayatullah. Hal ini dimaksudkan agar terjadinya sinergi dan menjaga daya saing serta sustainability produk hortikultura sehingga turut menjaga ketahanan pangan dan menekan gejolak inflasi dari volatile food,” tutup Dony

Untuk diketahui, luas lahan III GS Organik seluas 1 Ha tersebut ditanami 10.000 pohon cabai dan juga ditanami tanaman hortikultura lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.