Panennews.com – Pemerintah Kota Mataram saat ini gencar mensosialisasikan budaya pilah dan olah sampah dari rumah. Cara itu digencarkan agar tidak banyak volume sampah yang terbuang sia-sia ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Aktivitas pengolahan sampah diusahakan sebisa mungkin bermanfaat secara ekonomis, seperti yang banyak dirasakan warga Mataram saat ini.
Rian, warga Kecamatan Mataram melakukan pengolahan sampah organik menggunakan maggot atau belatung. Maggot itu diberi makan sampah bekas rumah tangga dan dedaunan, lalu setelah dewasa dan berreproduksi, maggot dewasa tersebut dijual ke peternak sebagai pakan.
“Yang beli itu banyak dari sekitar Mataram. Biasanya peternak burung, ayam, ikan, dan lain-lain,” ujarnya, Sabtu (23/9/2023).
Selain volume buangan sampah yang berkurang, dengan penjualan maggot itu ia bisa mendapatkan penghasilan tambahan hingga Rp1 juta per-bulan.
Selain dengan maggot, pengolahan sampah bernilai ekonomis yang ditekuni masyarakat Kota Mataram lainnya seperti membuat pupuk organik dengan sampah bekas rumah tangga, hingga membuat kerajinan dari sampah plastik.
Kadis Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Kemal Islam mengungkapkan, pengolahan sampah berdampak ekonomis itu memang dikonsepkan pihaknya sejak fase sosialisasi kepada masyarakat.
Namun produk hasil pengolahan sampah itu diakui belum dikomersialkan secara luas.
“Pembelinya lebih banyak masih pada skala lingkungan, kalau dijual sampai ke luar itu belum, masih jarang,” tandasnya,