Mengenal Belimbing Jingga, Buah Khas Jepara yang Mulai Langka

oleh -70 views
Belimbing Jingga
Belimbing jingga, buah khas Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Panennews.com/Ahmad Muharror)

Panennews.com – Mungkin banyak yang belum tahu, jika Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, memiliki komoditas unggulan. Selain durian yang menjadi buah khas, kabupaten berjuluk Bumi Kartini memiliki Belimbing Jingga.

Pengelola Perpustakaan RA Kartini, Edi Mustofa, mengatakan, meski Belimbing Jingga merupakan buah khas Jepara, tetapi populasinya kian memprihatinkan. Bahkan saat ini hanya tinggal 500-an pohon saja.

“Tinggal sedikit, tersebar hanya di Desa Ketilengsingolelo, Gedangan, dan Welahan di Kecamatan Welahan. Padahal pada tahun 1990 tersebar di lima desa, desa tersebut ditambah Gidangelo dan Kalipucang Wetan,” ujarnya, Senin (14/8/2023).

Lantaran kondisi yang memprihatinkan, gerakan pelestarian Belimbing Jingga perlu digalakkan, termasuk mengenalkan kepada publik luas.

“Pada 1 sampai 2 Oktober 2023, kita akan menggelar Festival Belimbing Jingga di kompleks Perpustakaan RA Kartini. Harapannya dengan ini bisa mengenalkan dan melestarikan Belimbing Jingga, agar tidak punah,” terang Mustofa.

Baca Juga :   Hilirisasi Perkebunan, Jadi Transformasi Ekonomi Petani Di Bandung

Dijelaskan, Belimbing Jingga merupakan salah satu ikon buah unggulan di kabupaten berjuluk Kota Ukir yang harus selalu diupayakan untuk dilestarikan.

“Sebab, kini jumlah pohonnya mulai berkurang karena minimnya minat membudidayakan. Banyak di antaranya yang beralih budi daya Jambu Delima,” imbuhnya.

Dibeberkan, Belimbing Jingga khas Jepara memiliki tampilan warna jingga kekuning-kuningan seperti kunyit. Ukuran buahnya sedang, tidak terlalu besar atau kecil.

Selain itu, buah ini memiliki rasa lebih manis dibanding jenis belimbing lain, itu karena proses panen hanya boleh dilakukan saat buah matang, ketika buah sudah berusia 40 hari ke atas.

Baca Juga :   Banyak Yang Gak Tahu, Ini Dia Manfaat Buah Kelengkeng

Panen belimbing ini bisa dilakukan sebanyak empat kali dalam setahun. Bahkan bisa sampai lima kali panen, jika dipacu dengan formula perangsang buah. Puncak panen raya belimbing jingga terjadi antara Febuari – Maret.

Hasilnya rerata mencapai 5 kuintal. Dalam tiap 1 kilogram berisi kisaran 5 buah. Terkait pemasarannya selain dibeli oleh pengepul, kini warga mencoba menjual secara daring. Dari situ laba pembudi daya bisa naik, bahkan hampir tiga kali lipat per kilogramnya.

Atas berbagai keunggulan tersebut, varietas ini pernah dianugerahi penghargaan juara di level nasional pada ajang lomba buah.

“Pernah dilombakan di tingkat nasional meraih juara 2, antara tahun 2009 atau 2010,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.