Kekeringan Berdampak ke 7000 KK, Begini Langkah Pemkab Gunungkidul

oleh -19 views
Bupati Gunungkidul mengecek fasilitas air bersih Pamsimas
Bupati Gunungkidul mengecek fasilitas air bersih Pamsimas. (Dok. Pemkab Gunungkidul)

Panennews.com – Sebelas kapanewon (kecamatan) dan 7000 kepala kelurga terdampak kekeringan di Kabupaten Gunungkidul, DIY. Bantuan dan fasilitas air bersih disiapkan untuk mengantisipasi kekeringan di musim kemarau yang diprediksi akan berlangsung hingga 30 September ini.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Purwono di sela Apel Siaga Darurat Kekeringan di Lapangan Kasatriyan, Gunungkidul, Rabu (30/8/2023).

Ia menjelaskan BPBD telah menyiapkan droping air bersih kurang lebih sebanyak 800 tangki air.

“Dari 800-an tangki baru terpakai kurang lebih setengahnya, dan kita juga telah menyiapkan dua kali lebih banyak dari tahun kemarin,” ujarnya.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta meminta kesiapsiagaan personel BPBD ditingkatkan dalam penanggulangan bencana kekeringan.

Baca Juga :   Lomba Mancing Air Deras, Cara Kabupaten Badung Jaga Kebersihan Saluran Irigasi

“Di tahun 2023 ini kecukupan air di Gunungkidul ini sudah mencapai 89 persen,” kata dia.

Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk tetap tenang dalam menghadapi kondisi saat ini, karena pemerintah bersama seluruh pihak sudah siap untuk membantu.

Selain droping air bersih, pemda juga menyiapkan sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) terbaru di tiga kalurahan (desa), yakni di Bleberan, Pengkok, dan Serut Kapanewon.

Selain itu akan ada tiga Pamsimas lain. Total disiapkan 6 unit di 6 kalurahan dengan total anggaran mencapai Rp2,4 miliar.

Sunaryanta berharap masyarakat dapat semaksimal mungkin menggunakan bantuan tersebut. Selain itu pengelola diminta membuat manajemen dengan baik.

“Nantinya saat (Pamsimas ) beroperasi akan ada perputaran uang di sini. Sehingga manajemen harus benar untuk menghindari perselisihan,” ujarnya.

Baca Juga :   Potensi Besar Indonesia pada Ekonomi Hijau dan Digital

Menurutnya, kondisi geografi Gunungkidul membuat pemerintah tidak bisa sepenuhnya mengintervensi masalah air bersih. Namun dengan sinergi antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat, permasalahan air bersih di Gunungkidul dapat teratasi.

“Karena ini berbasis masyarakat saya minta dikelola oleh pemerintah, dimanfaatkan oleh masyarakat, dan diawasi oleh seluruh lapisan masyarakat,” katanya.

Namun bantuan tersebut dirasa belum cukup. Lurah Pengkok, Sugit, mengatakan, dengan kapasitas air 18-20 meter kubik, fasilitas itu belum sepenuhnya bisa memenuhi kebutuhan air 270 KK.

Sugit juga menambahkan, selain keterbatasan air daerah Pengkok juga seringkali mati listirik. Padahal listrik diperlukan untuk menghidupkan mesin pompa air.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.