Patroli Gabungan, Temukan Beras Dan Migor Ilegal Di Jalur Perbatasan

oleh -13 views
f02fd7e57d317f2699c6e6b8fa1a5797
Foto : Dok. Barantan

Panennews.com – Tim patroli gabungan optimalisasi fungsi perkarantinaan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong temukan ratusan kilo beras dan minyak goreng di jalur tikus (perlintasan tidak resmi) perbatasan Indonesia Malaysia.

Adapun penemuan itu di Entikong pada Jumat (05/04/2024). Komoditas tersebut ditemukan pada dua lokasi yang berbeda di sisi kanan PLBN Entikong.

Pada mulanya, tim gabungan yang dipimpin langsung oleh Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M Panggabean melakukan penelusuran di jalur tikus sisi kanan PLBN Entikong.

Saat melintasi persimpangan jalan ditemukan beberapa tumpukan plastik, tas dan bekas alas kaki yang masih baru ditinggalkan. Setelah diperiksa, isi tas dan kantong plastik tersebut adalah beras dari Malaysia.

Lebih lanjut, pada saat melewati jalur pulang, tim kembali menemukan dua kardus yang dibungkus plastik hitam dalam semak-semak.

Setelah dibuka, kardus tersebut berisi minyak goreng yang bertuliskan “Minyak Masak”, dan diketahui berasal dari wilayah Malaysia. Dari dua temuan tersebut, diduga komoditas sengaja ditinggalkan sebelum tim patroli gabungan melintas.

Baca Juga :   Strategi Baru Kemendag Kerek Harga Tandan Buah Segar

“Aktivitas-aktivitas ini nih yang kita hindari, ini bisa jadi pintu masuk bioterorisme, sehingga itulah pentingnya kita bersinergi,” ungkap Sahat di lokasi penemuan media pembawa ilegal di jalur tikus tersebut.

Menurut informasi dari Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara BNPP RI, di wilayah Kalimantan Barat setidaknya terdapat 54 jalur tikus (perlintasan tidak resmi) yang terbagi di Kabupaten Sambas, Bengkayang, dan Sanggau.

Dalam giat patroli tersebut, Sahat menekankan bahwa untuk mengoptimalkan kinerja di perbatasan, terutama terkait pengawasan karantina, yang perlu dilakukan adalah sinergi antar-instansi.

Menurut Sahat, tujuan dari kegiatan patroli bersama tersebut adalah untuk mempererat hubungan dan komunikasi. Dengan demikian bisa memperkuat kolaborasi itu sendiri.

“Karantina itu bukan tentang nilai, sedikit dan banyak barang itu, punya risiko yang sama, sehingga kita harus sama-sama mengetahui hal tersebut,” ungkapnya.

Amdali Adhitama, Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Barat yang juga mengikuti rangkaian kegiatan tersebut membenarkan bahwa jalur tikus di perbatasan darat Indonesia Malaysia menjadi permasalahan tersendiri.

Baca Juga :   KKP Kawal Konsep Green-Blue City dalam Penataan Ruang Laut di Wilayah IKN Nusantara

Potensi masuk dan tersebarnya hama penyakit melalui komoditas selundupan tersebut sangat potensial. Sehingga pihaknya dalam melakukan pelayanan karantina di PLBN Entikong terus menggandeng semua unsur agar mengerti dan memahami tugas karantina serta turut mendukungnya.

“Komoditas tersebut nanti akan diproses sesuai Undang-Undang Karantina dan tentunya kita terus bersinergi agar hal-hal seperti ini dapat diantisipasi dihari mendatang,” ungkapnya.

Amdali menjelaskan bahwa temuan media pembawa dalam patroli gabungan tersebut terdiri dari beras 100 kg (terbagi dalam 10 kantong) dan minyak goreng 75 liter.

Apel dan Patroli gabungan tersebut diikuti oleh 18 instansi di perbatasan yaitu CIQS, Satgas Pamtas RI-MLY Yonarmed 16/Tk, BNPP Entikong dan instansi terkait lainnya.

“Saya instruksikan pada seluruh jajaran karantina baik yang di pos lintas batas maupun di tempat pemasukan dan pengeluaran lain untuk selalu membina sinergi antarlembaga untuk memperkuat fungsi dan tugas karantina,” pungkas Sahat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.