DPR RI Minta BPKP Audit Pajak Industri Kelapa Sawit

oleh -53 views
_MUN4367
Anggota Komisi XI DPR RI Foto : Munchen/nr

Panennews.com – Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sempat mempersoalkan tidak sinkronnya data mengenai sawit, khususnya industri kelapa sawit dan turunannya.

Hal ini kemudian kembali mendapat sorotan setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan masih banyak perusahaan sawit yang tak membayar pajak.

Menanggapi persoalan tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati justru menaruh perhatian terhadap peran BPKP dalam melakukan audit. Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI ini mengingatkan bahwa pemerintah telah memiliki BPKP sebagai auditor internal, dan sudah seharusnya temuan-temuan seperti yang dipersoalkan dapat ditangani secara dini.

“Ya ini kan berarti menyangkut berbagai pihak karena pemerintah kan sebenarnya punya auditor internal. BPKP itu adalah auditor internal pemerintah. Jadi, mestinya memang BPKP yang harus turun untuk bisa mengaudit semua. Jadi, kalau ada temuan-temuan seperti itu, BPKP yang memang harus turun terlebih dahulu,”. Ujar Anis  di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/03/2022).

Baca Juga :   Industrialisasi Sektor Perikanan dan Kelautan Makin Dipacu di NTB

Lebih lanjut, Politisi Fraksi PKS ini kemudian membandingkan kerja Badan pemeriksa Keuangan (BPK) yang berperan sebagai auditor eksternal.

Ia berharap BPKP sebagai unsur internal pemerintah dapat menunjukan kinerjanya sehingga tidak timbul temuan-temuan seperti yang sering dipersoalkan.

“Nanti auditor eksternalnya BPK, tapi saya sering ketika rapat, kita jajarkan antara BPK dengan BPKP, jadi BPKP itu unsur internal Pemerintah. Jadi, BPKP yang harusnya melakukan audit lebih dulu. Karena kalau sudah begitu ada temuan nantinya yang akan tersudut BPKP-nya gitu, lah BPKP itu apa yang diaudit kok masih ketemu yang kayak gitu,”. Tuturnya.

Baca Juga :   Bangun Pabrik Es Krim Terbesar di Indonesia, Investor Mamin Kucurkan Rp 2 Triliun

Selain itu, legislator Dapil DKI Jakarta I ini juga mendorong BPKP untuk lebih masif melakukan tugasnya. Bahkan, ia mendukung BPKP untuk melakukan pengejaran apabila ada data yang tak sesuai dan berpotensi merugikan negara.

“Saya dorong BPKP untuk lebih masif lagi, lebih teliti lagi dan kejar kalau perlu kalau memang datanya itu sesuai datanya. Itu menunjukkan bahwa itu memang benar kejar itu. Jangan sampai merugikan negara,”. Tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.