Panennews.com – Jajanan timbung merupakan jajanan kuliner masyarakat Suku Sasak yang cukup populer di Lombok, Provinsi NTB.
Jajan timbung biasanya juga dikenal sebagai jajan silaturrahmi karena setiap masyarakat Lombok yang bertamu atau bersilaturrahmi ke masyarakat lainnya selalu disuguhkan makanan ini.
Makanan ini sendiri terbuat dati beras ketan dicampur santan dan garam detelah melalui proses pembakaran menggunakan sepotong bambu.
Maka dari itu timbung kerap dijumpai saat silaturahmi dan saling mengunjungi dengan kerabat maupun anggota keluarga masyarakat Sasak seperti halal bihalal.
Dari sekian jajanan tradisional, biasanya timbung termasuk jajanan wajib yang disuguhkan tuan rumah bagi tamu atau keluarga yang datang bersilaturrahmi sebagai jajanan paling disukai, karena rasanya yang cukup lezat.
“Kalau kita, selain jajanan tradisional seperti tarek, keciput, dan beberapa jajanan tradisional lain, timbung termasuk jajanan biasanya selalu ada dibuat untuk disuguhkan kepada tamu undangan,” kata Aminahi, warga Mantang, Lombok Tengah, Sabtu (3/12/2022).
Sementara itu, Karyadi warga setempat yang juga pengusaha kuluber jajan timbung menjelaskan, timbung sendiri merupakan jajanan tradisional turun temurun dari nenek moyang.
“Membuatnya pun sederhana, beras ketan terlebih dahulu dibasuh, kemudian dimasukkan ke dalam potongan bambu hijau seukuran dan sebesar tangan, dicampur air perasan santan dan garam,” ujar Kariadi yang dering mangkal di Pasar Bertais, Mataram untuk menjajakan timbungnya.
Lebih lanjut, Karyadi menjelaskan untuk menambah aroma harum, lubang bambu dilapis dengan daun pisang, selanjutnya dibakar menggunakan kayu bakar selama 15 sampai 30 menit, setelahnya langsung bisa disuguhkan.
Timbung memang telah menjadi jajanan pavorit warga Lombok. Karena sebagian besar masyarakat sudah mengetahui proses pembuatan kuliner yang satu ini.