Panennews.com – Harga garam dari tangan petani di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, saat ini menyentuh angka Rp 2.700 per kilogram. Padahal pada bulan yang sama pada tahun 2021, garam hanya dihargai Rp 550 saja, Kondisi itu jauh lebih baik dibandingkan tahun 2020 yang hanya laku Rp 150 per kilogram.
Melejitnya harga garam ini, imbas tingginya intensitas hujan di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani. Belum lagi, pada musim produksi sebelumnya juga kurang mendukung, lantaran terjadi kemarau basah.
Sementara itu, pengelola UD Gentong Emas SGM, Agus Musliq mengatakan, lonjakan harga garam sudah terjadi pada bulan Juni dan mencapai puncaknya pada Oktober kemarin. Dari yang awalnya Rp 700 menjadi Rp 2.700 per kilogram.
“Harga jual garam saat ini naiknya sangat drastis, sekarang 2.700 rupiah. Padahal bulan Juni harga masih 700 rupiah,” ujar warga Desa Tlogoharum, Kecamatan Wedarijaksa itu, Rabu (23/11/2022).
Pria berumur 30 tahun yang juga bekerja sebagai petani garam ini memprediksi, kenaikan harga bakal terus terjadi. Mengingat saat ini, banyak petani yang urung memproduksi garam. Lantaran cuaca ekstem masih menjadi persoalan.
“Belum lagi pada bulan yang akan datang kemungkinan bakal lebih tinggi, mungkin bakal menyentuh 3.000 rupiah lebih. Sangat minim petani garam bahkan tidak ada petani yang membuat garam lagi di lahan tambaknya, dikarenakan datangnya musim hujan yang tiada henti,” bebernya.
Sehingga, ia mengungkapkan, meski harga garam melambung, tetapi bukan berarti menjadi angin segar bagi petani di kabupaten penghasil garam nomor tiga di Indonesia ini. Terlebih petani yang tidak memiliki stok garam untuk mengantisipasi kondisi seperti sekarang.
Sementara sebagai pengelola gudang produksi dan penyimpanan garam, Agus mengaku, harus mendatangkan garam dari Madura, Jawa Timur, agar usahanya tetap bisa beroperasi. Apalagi di UD Gentong Emas SGM yang ia kelola, harus memproduksi garam sebesar 2 ton perhari untuk memenuhi kebutuhan pasar.
“Kendalanya untuk pemasokan garam pada saat musim penghujan seperti sekarang ini, perlu menjalin hubungan antar daerah, biar produksinya bisa berjalan terus, garam di daerah Madura Jawa Timur kita datangkan untuk penyetokan garam,” jelas pengelola usaha yang telah berdiri sejak tahun 1900 itu.