Panennews.com – Pohon-pohon kelapa berusia 40 tahun di Gunungkidul ternyata masih memberi kontribusi ekonomi dan menjadi sarana pemberdayaan perempuan. Hal ini terlihat dari produk olahan kelapa yang dihasilkan dari desa itu.
Potensi produk olahan kelapa itu tampak saat Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, meresmikan showroom produk olahan kelapa yang dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Guyup Rukun, di Padukuhan Gedad, Kalurahan Banyusuco, Playen, DIY, Senin, (28/11/2022).
“Ini salah satu penguatan ekonomi, sehingga kreativitas masyarakat harus terus dikembangkan. KWT ini juga berpotensi sebagai tempat pemberdayaan perempuan,” kata Sunaryanta.
Ia mengatakan, hasil produk olahan kelapa KWT Guyup Rukun ini cukup banyak, terutama gula kelapa dan camilan kelapa muda. Ia meminta masyarakat di wilayah itu mengembangkan secara maksimal olahan kelapa.
“Harapannya produk-produk tersebut bisa masuk ke super market atau pasar modern,” ujarnya.
Menariknya, produk olahan tersebut berasal dari pohon-pohon kelapa berusia tidak lagi muda, yakni 40-tahun. Untuk itu, Bupati meminta tahun depan ada program peremajaan tanaman kelapa di wilayah Gedad.
“Koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan biar tanaman kelapa yang hampir 40 tahun itu diganti. Sekarang sudah ada kelapa yang masa tanam pendek dan cepat berbuah,” katanya.
Saat ini, dukungan diberikan dalam wujud pendirian showroom untuk penjualan produk.
“Saya berharap fasilitas ini dimanfaatkan dengan baik. KWT Guyup Rukun semakin semangat dalam memproduksi olahan kelapa,” kata Bupati Sunaryanta.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Gunungkidul, Rismiyadi menambahkan, showroom hasil olahan kelapa tersebut merupakan bantuan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pertanian tahun 2022 senilai Rp. 200 juta. Pihaknya berharap bantuan dapat meningkatkan perekonomian warga.
“Ini merupakan hilir untuk peningkatan nilai tambah. Semoga kelestarian program ini bisa berjalan,” katanya.
Lurah Banyusuco, Damanhuri, pun berharap kepada Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk memperhatikan sektor usaha lain seperti sektor perikanan.
Menurutnya, selain olahan kelapa dari ibu-ibu, warga terutama bapak-bapak dan pemuda saat ini banyak mengembangkan ikan lele.
“Banyak masyarakat yang memanfaatkan sumber air untuk perikanan, sehingga jika ada bantuan kita siap menerima,” katanya.