Tahan Hama Penyakit, BRIN Lepas Varietas Kentang Stacked Granola

oleh -17 views
Kentang Bio Granola
Foto : Balitbangtan

Panennews.com – Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Puji Lestari menyebutkan, pengembangan varietas stacked genes granola potato yang tahan terhadap penyakit hawar daun dapat mengurangi penggunaan fungisida.

Bahkan juga menguntungkan petani, dan ramah lingkungan. Tentunya hal ini menjadi kabar gembira untuk meningkatkan produktivitas kentang di Indonesia.

“Generasi baru varietas kentang ini akan segera diluncurkan pada 2026 mendatang, masih beberapa uji coba yang harus dilakukan untuk keamanan varietas. Pengembangan varietas ini dilakukan BRIN dengan pendanaan dari United State Agency International Development (USAID). Skemanya melalui Feed the Future-Global Biotech Potato Partnership (GBPP), untuk perakitan varietas tahan penyakit hawar,” ucap Puji saat Implementation Launch Global GBPP, di Cibinong Jawa Barat, Kamis (21/11/2024).

Puji menambahkan, GBPP merupakan kemitraan internasional bertujuan untuk meningkatkan produksi kentang melalui solusi bioteknologi, yang menekankan keberlanjutan, ketahanan terhadap penyakit, dan ketahanan pangan.

Baca Juga :   Masuki Musim Tanam Ke-3, Kementan Pantau Kondisi OPT Bawang Merah

Sementara itu, Ketua Koordinator Penelitian GPBB Kusmana menjelaskan, banyak sekali keunggulan stacked gene granola potato ini.

Antara lain sangat efisien karena hanya membutuhkan 20% dan 50% pestisida, sehingga ramah lingkungan, hemat tenaga kerja, hemat waktu, dan potensi adaptasinya tinggi.

“Umumnya petani mengalokasikan 30% pestisida untuk biaya produksi, dan varietas ini dapat menekan biaya pestisida dengan produktivitas yang sama baiknya dengan kentang non transgenik. Karakteristik kentang persis dengan granola lama, yang produktivitasnya bisa mencapai 30 ton/hektar dibanding kentang lokal hanya 15 ton/hektar. Untuk adopsi potensi vareitas ini juga sangat tinggi, dan sudah banyak petani yang berminat untuk menanamnya,” ungkap Kusmana.

Kusmana juga menambahkan, sudah banyak petani yang berminat ingin mendaposi stacked gen potato ini.

”Namun masih ada beberapa tahapan yang harus dipenuhi, karena varietas kentang jenis ini termasuk kategori kentang transgenik,” ujarnya.

Baca Juga :   Mengenal Ciri Ikan Cupang Stres, Begini Cara Mudah Untuk Mengatasinya

Sementara itu, Mission Director of USAID untuk Indonesia Jeff Cohen menuturkan, GPBB merupakan kolaborasi internasional antara USAID dengan Pemerintah Indonesia melalui ORPP-BRIN.

Selanjutnya ada Michigan State University (MSU), dan Idaho University (IU) untuk meningkatkan produktivitas kentang jenis Brazil yang tahan penyakit.

“Karekteristik kentang yang dihasilkan akan tahan hama dan ramah lingkungan, sehingga petani akan mendapatkan keuntungan, serta benih unggul untuk menghasilkan kentang bernutrisi. Program USAID ini tentunya sesuai dengan harapan Presiden Prabowo untuk mendukung keamanan pangan Indonesia,” ucap Jeff.

Lebih jauh, Dave Douches Director of GBPP menjelaskan, MSU sangat senang dengan kemitraan yang telah berlangsung selama beberapa tahun dengan Indonesia.

Dirinya merasa terhormat, bersama Peneliti BRIN dapat menghasilkan generasi pertama varietas kentang dengan sentuhan bioteknologi yang tahan penyakit.

“Teknologi yang dapat menghasilkan kentang minim pestisida, ramah lingkungan, dan dapat menjamin keberlanjutan budidaya kentang di Indonesia,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.