Panennews.com – Memasuki era revolusi industri 4.0 menyebabkan perkembangan yang pesat berbagai aktivitas sosial, pendidikan, ekonomi dan sebagainya yang selalu dikaitkan dengan penggunaan mesin-mesin otomatis yang terintegrasi dengan jaringan internet. Kecanggihan teknologi era ini membuat banyak kondisi berubah.
Semua sektor bisnis, pendidikan, dan sosial telah berevolusi. Lalu bagaiaman dengan sektor pertanian di era revolusi 4.0?
Sayangnya sektor pertanian tidak lagi menjadi salah satu sumber perekonomian terbesar di Indonesia. Untuk mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah, sektor pertanian kemudian mengadopsi istilah Revolusi Pertanian 4.0, dimana pertanian diharapkan melibatkan teknologi digital dalam proses pengembangannya.
Konsep pengembangan pertanian yang banyak dikembangkan pada saat ini adalah konsep pertanian cerdas, yang biasa juga disebut smart farming atau precision agriculture. Konsep ini merujuk pada penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada bidang pertanian.
Tujuan utama penerapan teknologi tersebut adalah untuk melakukan optimasi berupa peningkatan hasil (kualitas dan kuantitas) dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada.
Sistem pengalihan teknologi dari tradisional menjadi modern dalam pengelolaan pertanian harus mampu dijangkau secara luas oleh para petani yang masih banyak memilih menggunakan peralatan tradisional. Selain karena keterbatasan biaya, keterbatasan pengetahuan juga menjadi faktor yang menghambat laju teknologi untuk merambah sektor pertanian secara luas.
Di sinilah peran pemerintah sangat diperlukan untuk memberikan edukasi bagi para petani agar dapat memajukan sektor pertanian di era revolusi industri 4.0 ini. Beberapa hal yang dapat dilakukan mungkin berupa memberikan penyuluhan besar-besaran dan melakukan demo penggunaan alat pertanian yang dilengkapi dengan teknologi modern.
Perkembangan teknologi di era revolusi 4.0 juga harus digunakan secara bijak dengan tetap melihat dampaknya dari berbagai sisi. Dalam pertanian misalnya, jangan sampai teknologi hanya dikuasai oleh segelintir orang atau merusak ekosistem yang ada tanpa mempedulikan keseimbangan lingkungan.