Panennews.com – Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan perairan laut, terutama di daerah pesisir dan laut dangkal.
Tumbuhan ini memiliki peran penting dalam ekosistem laut sebagai penyedia habitat dan makanan bagi banyak organisme laut.
Seperti ikan, udang, kerang, penyu, dugong, dan organisme lainnya. Lamun juga berperan dalam menstabilkan sedimen dasar laut, mitigasi perubahan iklim, dan menyerap karbon.
Indonesia dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati ekosistem lamun di seluruh dunia. Namun, perhatian dan pengelolaannya masih jauh tertinggal dibandingkan dengan ekosistem penting lainnya, seperti terumbu karang, dan mangrove.
Keterbatasan jumlah peneliti ekosistem padang lamun di Indonesia masih sangat terbatas, dan menjadi tantangan dalam penanganan padang lamun di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Riset Osenografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Udhi Eko Hernawan pada acara “ The Dialogue Forum Of National Seagrass Mapping Efforts In Indonesia,” di Meru Sanur, Bali pada Kamis (04/07/2024).
BRIN melalui Pusat Riset Osenografi berkolaborasi dengan Universitas Gajah Mada, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Informasi Geospasial (BIG), Universitas Hasanuddin serta menggandeng mitra internasional dari the University of Queensland (UQ), dan the University of New South Wales (UNSW).
Berbagai institusi tersebut, berinisiatif menyatukan seluruh ahli pemetaan lamun untuk menghasilkan peta lamun nasional yang terstandar dan multiguna.
Udhi mengungkapkan, perubahan iklim merupakan salah satu tantangan ke depan yang dapat mengancam dan membahayakan kelestarian ekosistem.
“Peningkatan perhatian dan kesadaran publik (public awareness) terhadap padang lamun, baik dari masyarakat umum maupun pemangku kepentingan sangat diharapkan dalam upaya melestarikan ekosistem padang lamun,” ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, BRIN sebagai satu-satunya lembaga riset di Indonesia, telah berupaya melakukan peningkatan kapasitas riset padang lamun dari sisi SDM.
“Hal tersebut kami lakukan melalui beberapa skema pendanaan seperti marine biodiversity atau keanekaragaman hayati laut. Skema berikutnya yaitu capacity building seperti program degree by research, visiting scientist, postdoctoral, yang dapat digunakan untuk meningkatkan riset padang lamun di Indonesia,” tegasnya.