Produksi Terbatas, Beras dari Vietnam Masuk ke NTB

oleh -36 views
Dok. Kementan
Dok. Kementan

Panennews.com – Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, Raden Guna Dharma, mengatakan, stok beras di dalam daerah sangat kurang. Dipengaruhi oleh cuaca ekstrem berkepanjangan pada tahun 2023 yang mempengaruhi produksi. Ditambah lagi banyaknya beras NTB yang dibawa ke luar pada tahun lalu.

Raden menjelaskan ditengah terbatasnya produksi dan tuntutan penyaluran beras bantuan pangan dari pemerintah sebanyak 10 Kg/penerima, selama Januari-Juni 2024 (60 Kg/penerima selama enam bulan), pilihannya adalah mendatangkan beras dari luar.

“Dari Jawa Timur sebanyak 45.000 ton. Sebagian sudah berjalan, dan sebanyak 23.000 ton sedang dalam perjalanan masuk ke NTB. Selain itu, Bulog NTB harus mendatangkan langsung dari negara asal impor, yaitu Thailand sebanyak 13.000 ton,” kata dia kepada sejumlah wartawan, Selasa (27/2/2024).

Untuk diketahui sejak Selasa (26/2/2024), beras yang ada di Bulog sebesar 4.700 ton. Sementara kebutuhan setiap bulan di dalam daerah sebesar 45.000 ton, sampai 50.000 ton. Belum termasuk untuk bantuan pangan sebanyak 643.000 penerima, atau setara dengan 600 ton lebih.

Baca Juga :   Pemerintah Perpanjang Bantuan Selisih Harga Beli Kedelai

Dikatakan, beras dari Vietnam direncanakan 12.000 ton. Tapi nanti dipastikan lagi yang dari Vietnam ini. Upaya mendatangkan beras dari luar negeri secara langsung ini, sudah disampaikan kepada Pj. Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi untuk dimaklumi. Kepala daerah merespon dengan memberi lampu hijau.

Rencananya awal Maret beras dari luar negeri ini akan masuk. Bulog NTB sudah juga berkoordinasi dengan Bea Cukai dan Balai Karantina untuk mengawal beras impor ini masuk di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

“Kita harus mendatangkan langsung dari negara asalnya. Karena NTB akan dapat PAD, dan tenaga kerja yang terserap akan lebih besar,” tukasnya.

Ditambahkan Awang, saat ini konsentrasi presiden adalah pengendalian inflasi, dan stabilisasi harga. Dari indeks perkembangan harga saat ini, ada 4 komoditi yang harganya naik sangat signifikan.

Diantaranya beras, cabai rawit, minyak goreng, dan telur ayam. Kenaikan harga signifikan dimulai Januari 2024. Harga gabah di tingkat petani sudah mencapai 7.500/Kg sampai Rp8.000/Kg.

Baca Juga :   Tinjau Pasar Induk Cipinang, Jokowi Pastikan Stok Beras Tersedia

jika dikonversi menjadi beras, harganya sudah mencapai Rp16.000/Kg. sehingga harga beras hingga ke tingkat konsumen cukup tinggi.

Bulog melakukan langkah-langkah strategis. Menyalurkan secara tepat waktu beras bantuan pangan yang disalurkan selama enam bulan. Beras bantuan pangan ini diharapkan akan mempengaruhi harga beras di pasaran tak mengalami lonjakan.

Selain itu, Bulog gencar melalukan operasi pasar beras menggunakan beras SPHP (Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Melalui mitra-mitranya, maupun kerjasama dengan OPD terkait.

Harga berasnya sesuai ketentuan Rp10.900/Kg dalam kemasan 5 Kg atau setara harga Rp52.000/kemasan. Masyarakat diperbolehkan membeli hanya dua kemasan. Dan tidak diperbolehkan untuk diperjualbelikan kembali dengan harga pasar.

“Kalau ada mitra kita yang menjual diatas harga tersebut, lapokan. Dan tidak ada toleransi, kami hentikan sebagai mitra,” tambahnya lagi.

Dikatakan Awang, operasi pasar dilakukan juga di depan kantor Bulog NTB setiap akhir pekan yakni Sabtu dan Minggu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.