Stok Beras Menipis di NTB, bertahan Hingga Februari 2024

oleh -5 views
Beras
Foto : Pixabay

Panennews.com– Predikat lumbung pangan bagi NTB mulai goyah. Bagaimana tidak, stok beras di gudang Bulog nyatanya kian menipis. Tercatat sejak 1 November angkanya sudah menyentuh 19 ribu ton. Jumlah ini dinilai hanya cukup bertahan hingga Februari 2024 mendatang.

“Perkiraan cukup sampai Februari 2024 saja,” kata Pimpinan Wilayah Bulog NTB David Susanto, Senin (20/11/2023).

Perhitungan ini menyesuaikan perkiraan panen raya pada Februari mendatang. Hanya saja, ada prediksi lain dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), yang menyebut jadwal panen raya akan mundur, yang dari biasanya panen pada Februariakan mundur menjadi Maret-April.

Ditambahkan, meskipun di NTB setiap bulan selalu ada panen padi, namun jumlah produksi yang dihasilkan tidak bisa dipastikan, sehingga diperkirakan kekurangan tersebut akan terjadi setelah bulan Februari nanti.

Baca Juga :   Cegah Stunting, Pemkot Surabaya Ajak Anak-Anak Gemar Makan Ikan

Karena itu, untuk mengantisipasi terjadinya kekosongan stok beras, idealnya pada Desember nanti ada beras dari luar daerah yang masuk ke NTB. Lokasi pengiriman estimasi wilayah terdekat dari Jawa Timur. Karena untuk menyangga ketersediaan beras Januari dan seterusnya.

“Jadi di bulan-bulan itu seperti Maret akan ada minim stok atau kekurangan dari Bulog untuk kebutuhan,” terangnya.

Ditambah adanya kebutuhan program penyaluran beras ke masyarakat. Menteri Perekonomian menyebutkan bahwa bantuan pangan akan dilakukan pada Desember nanti, yang diperkirakan membutuhkan sekitar 8.500 ton. Ini otomatis mengurangi pasokan beras pada Bulog.

Baca Juga :   Utamakan Produksi Lokal, Bapanas Sebut Tidak Bangga Importasi Beras

“Kayaknya tidak ada opsi lain. Soalnya kalau tidak ada tambahan dari luar daerah, kita tidak ada stok untuk penyaluran SPHP,” tandasnya.

Menurut David, perkiraan ideal untuk datangnya beras dari luar daerah sesuai kebutuhan yang didatangkan 15 sampai 17 ribu ton secara bertahap, ditujukan untuk bantuan pangan SPHP.

Hal ini sama sekali tidak membuat marwah NTB sebagai lumbung beras lemah. NTB akan tetap menjadi daerah yang kuat untuk cadangan pangan yang kuat.

“Saya tegaskan, ini tidak akan mengganggu komitmen bulog untuk menyerap beras dari petani. Itu yang utama bagi kami,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.