Petani Ketela Pati Tak Terjamah Pupuk Subsidi

oleh -50 views
Petani ketela di Pati, Jawa Tengah (Panennews.com/Ahmad Muharror)
Petani ketela di Pati, Jawa Tengah (Panennews.com/Ahmad Muharror)

Panennews.com – Petani ketela di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, harus legawa. Lantaran tidak mendapatkan jatah alokasi pupuk bersubsidi.

Padahal komoditas satu ini cukup besar di wilayah kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani, yakni mencapai luas 15.000 hektare lahan ketela.

“Luasnya mencapai 15.000 hektare. Kalau petani ketela cukup banyak, tercatat ada 19.794 petani ketela,” kata Kepala Bidang (Kabid) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Pati, Kun Saptono, Sabtu (18/11/2023).

Ia mengungkapkan, alokasi pupuk bersubsidi di Pati adalah sebesar 68.658.069 kilogram yang terdiri dari jenis Urea, NPK, dan NPK Kakao.

Baca Juga :   Petani Garut Siap Amankan Pasokan Cabai Selama Ramadhan

Subsidi tersebut, hanya ditujukan kepada petani yang membudidayakan sembilan komoditas pangan yakni padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, bawang putih, tebu, kopi, dan kakao.

“Diluar itu tidak mendapatkan, termasuk komoditas di Pati banyak tapi tidak mendapatkan pupuk yakni ketela,” imbuhnya.

Lanjut dia, sesuai Permentan 10 Tahun 2022 dan ditindaklanjuti dengan Keputusan Bupati Pati Nomor 521.34/6459 tanggal 15 Desember 2022, tentang alokasi dan harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian Kabupaten Pati tahun anggaran 2023.

Dimana telah ditetapkan alokasi pupuk bersubsidi ke 119.939 petani yang tergabung dalam 1.660 kelompok tani di 391 desa se-Kabupaten Pati.

Baca Juga :   Tips Mudah Membuat Subur Tanaman Lidah Buaya

“Kalau 2023 ini yang berhak untuk petani untuk tanaman pangan itu padi, jagung kedelai, untuk tanaman perkebunan tebu, tembakau, kopi. Kemudian untuk yang hortikultura bawang merah bawang putih cabai,” terangnya.

Kun Saptono membeberkan, telah berkirim surat ke provinsi dan pusat, agar petani singkong turut merasakan pupuk bersubsidi.

Sembari menunggu terealisasi, ia meminta agar petani beralih ke pupuk alternatif, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak membengkak.

“Petani ketela mungkin didorong untuk penggunaan pupuk organik atau pupuk kompos, atau ya memang karena tidak ada kuota untuk singkong yang harus cari pupuk non subsidi,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.