Panennews.com – Jagung merupakan salah satu jenis komoditi pertanian tanaman pangan di Indonesia yang menempati urutan kedua terbesar setelah padi.
Jumlah produksi jagung di Indonesia setiap tahun diperkirakan mencapai 22 juta ton, dengan penggunaan lebih dari 70% produksi digunakan untuk kebutuhan bahan baku industri pakan ternak terutama unggas baik berupa ayam pedaging maupun ayam petelur.
Selain sebagai sumber bahan baku industri pakan ternak, jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri pangan dengan syarat mempunyai kadar alfatoksin dibawah 20 ppb.
Dimotori Koperasi Dinamika Nusa Agribisnis (DNA) Lombok Timur, mampu merintis produksi jagung rendah alfatoksin yang selama ini tergantung dari luar negeri.
Koperasi ini sendiri bekerja sama dengan Dinas Pertanian Provinsi NTB dan pihak swasta berupaya memperbesar produksi jagung rendah alfatoksin.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB M Taufik, Senin (23/10/2023) menjelaskan, kualitas jagung dihasilkan Koperasi DNA di Desa Pringgabaya Utara Kecamatan Pringgabaya, dapat dipertahankan.
Produksi jagung rendah alfatoksin di NTB sendiri sudah dilakukan sejak tahun 2019 dan mampu menghasilkan rata-rata 20 ton jagung rendah alfatoksin yang digunakan oleh perusahaan penghasil susu sapi segar.
Selain memperhatikan kandungan air pada produksi jagung petani, kadar aflatoksin yang mencapai minimal 20 ppb dapat menambah nilai jual produk jagung petani.
Hal ini dibutuhkan untuk membuat pakan ternak sehat yang dibutuhkan oleh industri. Langkah menggalakkan produksi jagung rendah aflatoksin di dalam negeri juga untuk menekan impor jagung, dimana komoditas jenis ini sebelumnya lebih banyak didatangkan dari luar negeri oleh sektor industri.