Menyibak Bisnis Kopi Organik yang Menjanjikan

oleh -33 views
Petani memamerkan tanaman kopi di perkebunan di Pati, Jawa Tengah.(Panennews.comAhmad Muharror)
Petani memamerkan tanaman kopi di perkebunan di Pati, Jawa Tengah.(Panennews.com/Ahmad Muharror)

Panennews.com – Kopi Organik disebut memiliki cita rasa yang khas dan nikmat, jika dibandingkan dengan biji tanaman kopi yang dirawat secara kimia. Bahkan, banyak yang meyakini kopi organik lebih sehat untuk dikonsumsi.

Ketua Kelompok Tani Wana Lestari, Ngarjono mengatakan, keunggulan kopi organik dibanding kopi dari hasil budidaya sintetis terletak pada rasa usai diolah.

Menurutnya kopi organik aman dikonsumsi, bahkan kerap dijadikan sebagai obat terapi sakit maag.

“Terkait rasa tentu beda. Testimoni minum kopi organik aman di lambung bahkan biasa dipakai untuk terapi sakit maag,” ujar pria berumur 46 tahun itu, Selasa (12/9/2023).

Baca Juga :   Kopi Legenda Aboe Talib Asal Tabanan Bali Dari Tahun 1940

Ngarjono mengungkapkan, harga kopi organik jauh lebih tinggi dibandingkan kopi non organik.

Yakni Rp 150.000 per kilogram untuk kopi dalam bentuk biji yang sudah disangrai dan Rp 155.000 untuk kopi bubuk.

“Biasanya dalam satu bulan kita bisa dapat sekitar Rp 2 juta dari hasil jualan kopi ini. Belum banyak yang jual kopi organik,” terangnya.

Kopi organik dari Dukuh Pangonan ini sudah menembus sejumlah pasar di Jawa Tengah dan bahkan Yogyakarta.

“Kami pasarannya di sekitar Jateng sini sampai Jateng sekitar Kebumen, bahkan bisa sampai ke Yogyakarta,” jelasnya.

Baca Juga :   Komoditas Kopi Indonesia, Lagi-Lagi Dilirik Pasar Global

Ditambahkan, Kelompok Tani Wana Lestari telah menanam kopi organik sejak tahun 2016.

Lahan kopi organik di Gunungsari saat ini mencapai luas 13,6 hektare dengan jenis robusta.

Sementara 157 hektare lainnya masih dibudidayakan secara kimia atau non organik.

Pengalihfungsian lahan sendiri telah berlangsung sejak tahun 2016. Tepatnya saat Direktorat Jendral (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) RI memfasilitasi petani Desa Gunungsari, untuk membudidayakan kopi organik

“Sekali panen bisa dapat biji kopi 13 ton, baik organik maupun non organik. Dalam sekali panen itu 1.000 kilogram per hektare,” pungkas Ngarjono.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.