Pemprov Bali Lakukan Revolusi Pertanian Baru Dengan Mengembangkan Sistem Pertanian Organik

oleh -16 views
Gubernur Bali, Wayan Koster dalam kegiatan revolusi pertanian
Gubernur Bali, Wayan Koster dalam kegiatan revolusi pertanian (Panennews.com/Agung Gede)

Panennews.com – Pemerintah Provinsi Bali melakukan revolusi pertanian baru dengan mengembangkan sistem pertanian organik di kebun percobaan Bali Gemitir, Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Selasa (8/8/2023).

Sistem pertanian organik melalui Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2019 merupakan upaya nyata dalam upaya mengembalikan ekosistem alam dengan melakukan terobosan di sektor pertanian dengan menciptakan benih bunga Gemitir Bali Sudamala.

Gubernur Bali, Wayan Koster, menjelaskan benih ini memiliki 5 warna bunga berbeda mulai warna merah, putih, kuning, emas, dan oranye.

Sebagai varietas lokal, lanjut Koster, untuk dijadikan sebagai kemandirian produk-produk hortikultura ini telah dimanfaatkan untuk upacara keagamaan maupun hiasan dekorasi.

Menurutnya, bunga ini mampu diversifikasi menjadi olahan produk lainnya seperti teh, kue, skin care untuk merawat kulit wajah, hingga bisa dimanfaatkan sebagai pakan ikan.

Baca Juga :   Festival Kampung Tahu, Kabupaten Kediri Dorong Pengrajin Tahu Urus Izin Usaha

“Inilah harapan baru pertanian di Indonesia yang lahir dari Bali,” jelasnya.

Selanjutnya, Koster menjelaskan, pengembangan benih bunga Gemitir Bali Sudamala mulai dilakukan pada 2 Agustus 2019 dengan menugaskan tim peneliti dari berbagai universitas diantaranya Prof. Dr. M. Syukur (IPB), Dr. Syarifah Iis Aisyah (IPB), Prof. Dr. Dewi Sukma (IPB), dan Prof. Dr. Dewa Suprapta (UNUD).

“Penelitian dilaksanakan mulai tahun 2020, dan pada akhir tahun 2022 sudah mampu menghasilkan benih yang bisa ditanam,” ujarnya.

Dirinya mengatakan, benih bunga Gemitir Bali Sudamala dihasilkan mulai ditanam di bulan Mei 2023 dan secara perdana berhasil dipanen pada  Juli 2023. Panen perdana tersebut menghasilkan lima warna yaitu merah, putih, kuning, emas, dan oranye.

Baca Juga :   Sembung, Tanaman Obat Herbal Yang Cocok Semua Musim

Lebih lanjut, Koster menjelaskan salah satu pengembangan benih ini berada di Desa Sembiran, Buleleng sebagai upaya untuk dapat memberikan kesejahteraan kepada para petani di Bali.

Menurutnya, nilai perdagangan bunga Gemitir di pasar-pasar Provinsi Bali setidaknya mencapai Rp. 200 Miliar per-tahun.

“Kami mengajak peneliti di perguruan tinggi untuk mengembangkan benih bunga Gemitir Bali Sudamala juga sebagai penegas bahwa kita sebagai negara agraris, bisa berdaulat di bidang pangan,” paparnya.

Koster berharap dalam 3 tahun ke depan, petani bunga Gemitir di Bali sudah menanam benih yang dikembangkan sendiri, sehingga sudah tidak ada lagi impor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.