Kemenperin Kembangkan Sentra Industri Sagu Di Wilayah Perbatasan

oleh -20 views
WhatsApp Image 2023-08-18 at 16.42.14 (1)
Foto : Dok. Kemenperin

Panennews.com – Indonesia memiliki potensi kekayaan sumber daya alam yang sangat besar sehingga perlu dikelola atau diolah untuk meningkatkan nilai tambah dan daya jualnya.

Lebih lanjut, pengolahan sumber daya alam menjadi produk hilir yang berkualitas ini disebut hilirisasi.

“Selama ini, hilirisasi telah memiliki dampak ekonomi yang sangat besar karena banyak rantai pasok yang terlibat. Hal ini sesuai yang disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo, bahwa Indonesia harus menjadi negara yang juga mampu mengolah sumber dayanya, karena dapat memberikan nilai tambah dan mensejahterakan rakyat,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita di Jakarta, Senin (21/08/2023).

Salah satu komoditas unggulan dalam negeri yang sedang dipacu nilai tambahnya, yakni tanaman sagu yang berlokasi di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.

Baca Juga :   Pastikan Industri Serap Susu Peternak Lokal, Kementan Gandeng Satgas Pangan

Dalam proses mendorong hilirisasi ini, Kemenperin bersama dengan pemerintah daerah memaksimalkan potensi asli daerah tersebut melalui pengembangan Sentra IKM Sagu dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK).

“Sentra IKM Sagu Kepulauan Meranti telah empat kali mendapatkan alokasi DAK bagi pengembangan Sentra IKM Sagu sejak tahun 2016 hingga 2021 dengan total alokasi dana sebesar Rp41,9 miliar,” ungkapnya.

Selain itu, Reni juga mengemukakan penggunaan anggaran DAK di Sentra IKM Sagu Kepulauan Meranti meliputi pembangunan gedung promosi sentra, gedung produksi, mesin produksi tepung sagu, hingga pembuatan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan instalasi pengolahan air gambut.

“Kami melihat bahwa produksi tepung sagu kering dapat memberikan nilai tambah yang sangat besar bagi ekosistem pelaku IKM pangan seperti produsen mie sagu, kue kering, kerupuk, hingga berbagai jenis produk turunan pangan lainnya,” tuturnya.

Baca Juga :   Momen Hari Pahlawan, Bapanas Gencarkan Konsumsi Bahan Pangan Lokal

Sementara itu, Dirjen IKMA menyatakan bahwa sebelum berdirinya sentra industri tersebut, banyak petani maupun pemilik kilang sagu yang menjual sagu basah ke luar negeri dikarenakan lokasi Kepulauan Meranti yang berdekatan dengan negara Malaysia. Padahal, sagu basah itu masih memiliki harga jual yang rendah.

“Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya agar sagu basah yang belum diolah itu tidak dijual ke negara tetangga, namun dapat diolah menjadi sagu kering yang memiliki lebih banyak nilai tambah,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.