Panennews.com – Anggota Komisi VI DPR RI I Gede Sumarjaya Linggih menekankan pentingnya single data pangan yang berisi data statistik terkini mengenai kondisi pangan, seperti berapa stok pangan dan berapa kebutuhan di masyarakat.
Single data tersebut, menurut Demer, panggilan akrab I Gde Sumarjaya Linggih dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan bantuan (artificial intelligence/AI).
Demikian mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat Panja Pangan dan Barang Kebutuhan Pokok Komisi VI dengan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Dirjen Perdagangan Luar Negeri dan Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI terkait dengan kewenangan Kementerian Perdagangan yang mengatur persoalan pangan nasional berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (22/06/2023).
“Ini tinggal single data sebenarnya yang harus diperbaiki. Single data pangan. Saya meyakini karena bapak mampu berkomunikasi juga dengan kepala dinas-kepala dinas yang lain apalagi dengan kemajuan AI yang sekarang, bisa sekarang ini untuk memperbaiki data statistik yang ada mengenai pangan ini. Sehingga nantinya dengan data statistik yang begitu, kita mudah (melihat) kapan kebanjiran barang, kapan kekurangan barang dan di mana daerah yang kekurangan barang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Demer mengatakan single data tersebut juga bermanfaat bagi daerah dalam melakukan komunikasi kebutuhan-kebutuhan daerah terkait pangan ke pusat. Untuk itu, Demer mendorong Kemendag untuk memperbanyak program yang memanfaatkan teknologi termasuk dalam hal menyinkronkan data pangan.
“Program untuk membuat artificial intelligence itu lebih diperbanyak. Artinya menggunakan teknologi lebih diperbanyak termasuk teman-teman di daerah yang walaupun mereka sudah otonomi tetapi mereka tetap bisa berkomunikasi dengan bapak tentang kebutuhan-kebutuhan pangan itu sendiri di daerah,” jelasnya.
Sementara itu, sinkronisasi data tersebut, menurut Politisi Fraksi Partai Golkar juga bermanfaat sebagai langkah pengawasan tata laksana niaga pangan saat ini.
“Dengan demikian, tidak ada lagi kecurigaan teman-teman, kecurigaan daripada masyarakat, wah ini karena pengaruh politik impor banyak. Ini kan semua terkontrol sebenarnya ketika kita memiliki data yang pasti kira-kira kebutuhannya sekian,” tutupnya.