Investor Singapura dan Malaysia Lirik NTB Untuk Pengolahan Udang dan Mutiara

oleh -75 views
M Rum1
Kepala DPMPTSP NTB H Moh Rum. (Panenews.com/Hernawardi)

Panennews.com – Investor asal Malaysia PT Taza mulai menjajaki peluang berinvestasi di sektor peternakan. Pengusaha asal Malaysia tersebut berencana akan membangun pabrik pakan ternak dan pabrik pengelolaan mutiara di Lombok, tepatnya di kawasan BRIDA NTB.

Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB Mohammad Rum menyatakan, Investor asal Malaysia ini tertarik dengan kualitas hasil mutiara yang ada di NTB. Rencananya mereka akan membangun pabrik pengeloaan mutiara dan pakan ternak di kompleks BRIDA NTB.

Adapun nilai investasi Dato Rizal dan Dato Azam dalam pembangunan seed processing, corn dryer, dan pabrik pakan ini diperkirakan mencapai Rp50 miliar – Rp80 milliar. Proses pembangunan direncakan akan mulai dilakukan setelah lebaran Idul Fitri 2023.

Rum menagtakan, untuk menunjang rencana investasi tersebut, perlu didukung dengan informasi data produksi mutiara dan jagung, serta perusahaan penghasil kedua komoditas tersebut. Oleh karena itu dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi NTB, Dinas Perdagangan (Disdag) NTB dan Dinas Perindustrian (Disperin) NTB diminta untuk memberikan data potensi dan produksi mutiara yang ada di NTB.

“Mereka mau pelajari data produksi jagung dan produksi mutiara. Kalau cukup banyak, maka akan dilanjutkan investasi ini, tapi kalau suplay mutiara sedikit tidak jadi dibuat,” kata dia.

Baca Juga :   Mutiara Lombok Diminati Pasar Mancanegara

Diharapkan, dengan adanya kerja sama antara Pemprov NTB dengan sejumlah investor luar negeri ini dapat mendorong industrialisasi NTB melalui peningkatan nilai tambah pada hasil pertanian, kelautan hingga pariwisata yang ada di NTB.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB Baiq Nelly Yuniarti mengatakan pihaknya akan segera memenuhi data-data yang diperlukan untuk kelancaran realisasi investasi. Diantaranya Disdag akan menyiapkan data sebaran pemasaran komoditi mutiara, serta berbagai informasi sektor perdagangan yang dibutuhkan.

PT Taza membutuhkan informasi awal mengenai kapasitas produksi komoditi jagung dan mutiara NTB. Data tersebut digunakan sebagai bahan analis kelanjutan investasi yang akan dilakukan di NTB.

Adapun untuk investor asal Singapura, Lim Chen Chong Djamis memastikan komitmennya untuk membangun pabrik pakan dan pengolahan udang di NTB.

“Kami ingin menjadikan Sumbawa sebagai pusat kuliner di Indonesia dan pusat ekspor udang Indonesia. Kami sedang merencanakan dan mengatur semuanya sekarang,” kata Lim Chen Chong Djamis.

Tidak tanggung-tanggung pihaknya akan menggelontorkan sebanyak 30 juta USD atau setara dengan Rp454 miliar lebih untuk membangun sektor pertanian, pemerosesan, pengadaan pendingin, logistik, hingga pembangunan pabrik pakan dan penetasan.

Baca Juga :   Udang Vaname Lambat Besar, Ternyata Ini Penyebabnya

“Kami berencana untuk berinvestasi dalam 3 tahun ke depan. Tercepat kita bisa mulai membangun pabrik pengolahan dan mendatangkan alat pendingin, 7 bulan dari sekarang. Karena pabrik pengolahan modular perlu dibuat dan dikirim untuk dipasang,” terangnya.

Pada tahap pertama, kapasitas pengolahan udang yang akan diproduksi sekitar 3.000 ton udang Vannamei per tahun dan terus meningkat setidaknya 50 persen per tahun.

Upaya ini diyakini mampu menjadikan NTB sebagai daerah pengekspor udang di Indonesia. Tidak lagi melalui pengiriman bahan mentah ke Pulau Jawa.

Saat ini pihaknya sudah melakukan kerja sama dengan PT GNE. Sistemnya kerja sama 80 persen Lim Shrimp Org and 20 persen PT GNE.

“Kami ingin menciptakan mata pencaharian dan meningkatkan taraf hidup masyarakat NTB. Kita juga akan mendatangkan devisa melalui ekspor ke luar negeri,” imbuhnya.

Sumbawa sebagai lokasi investasi, karena letak geografis Kabupaten Sumbawa dinilai cukup strategis dan memiliki potensi alam yang cukup banyak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.