Panennews.com – Kementerian Pertanian terus berupaya menjaga pasokan dan produksi komoditas strategis salah satunya cabe guna menjaga agar harganya tetap stabil. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto saat panen raya cabe di Subang, pada Jumat kemarin (06/01/2023)
Upaya tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang meminta seluruh jajarannya untuk meningkatkan produksi komoditas strategis termasuk cabe.
“Kita akan menggenjot produksi, sehingga harga cabe kedepan berangsur-angsur stabil,”. Ungkap SYL.
Menindak lanjuti arahan SYL, Prihasto Setyanto, mengatakan bahwa Direktorat Jenderal Hortikultura telah memberikan bantuan benih cabe melalui APBN Tahun Anggaran 2022.
“Cabe yang dipanen saat ini yaitu cabe keriting varietas kastilo F1, yang merupakan bantuan dari APBN Tahun anggaran 2022. Bantuan ini dimaksudkan untuk menggenjot produksi cabe dan sebagai salah satu upaya stabilisasi harga sebagaimana arahan Menteri Pertanian,”. Ungkap Dirjen Hortikultura.
Lebih lanjut, diungkap Prihasto, panen raya ini dapat memenuhi beberapa permintaan cabe di beberapa pasar meskipun Subang bukan daerah sentra.
“Subang bukan daerah sentra cabai, tetapi adanya panen raya di awal tahun ini dapat memenuhi permintaan cabe, khususnya pasokan ke Pasar Induk Cikopo dan Cibitung aman. Hal ini menandakan pasokan cabe cukup dan jika pasokan cabe aman, maka harga akan terkendali,”. Ungkap Prihasto.
Selain itu, Prihasto juga berpesan ke petani untuk meminimalisir penggunaan pestisida dalam proses budidaya cabe agar tingkat kesuburan tanah terjaga dan aman konsumsi.
“Pengembangan kawasan hortikultura harus memperhatikan K3 yaitu, menjaga kualitas, meningkatkan kuantitas dan menjaga kontinuitas. Hal ini dapat diimplementasikan dalam langkah-langkah yang tepat, cepat dan terukur dalam kegiatan seperti pada kawasan cabai, terdapat bantuan sarana produksi, benih cabe
bentuk biji dan seedling serta kemitraan dengan para champion untuk memastikan pasokan cabai sepanjang tahun dengan pengaturan pola tanam. Dan tidak kalah penting, petani juga harus meminimalisir penggunaan pestisida agar tingkat kesuburan tanah terjaga dan aman konsumsi,”. Ungkap Prihasto.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Subang, Nenden Setiawati. Menjelang HBKN seperti Imlek, Puasa, Idul Fitri dan Idul Adha direntang bulan Februari hingga Mei, pihaknya optimis pasokan cabe di Subang aman.
“Pola tanam cabe di sini dilaksanakan dua kali setahun yaitu bulan September dan Maret. Tapi kami optimis pasokan di Kabupaten Subang aman. Meskipun cabe di Desa Palasari baru ditanam dan diprediksi baru akan panen pada bulan Juli-Agustus, namun masih terdapat daerah lain di sekitar yang panen tidak barsama sehingga pasokan jelang HBKN insya Allah aman,”. Tutup Nenden.