Pemerintah Kembangkan Holtikultura Berorientasi Ekspor

oleh -56 views
publikasi_1669466979_63820b63bcaae
Foto : Humas Kemenko Perekonomian

Panennews.com – Pemerintah Pusat menguatkan kolaborasi antar Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan pihak swasta dengan menggandeng masyarakat dalam mengoptimalkan potensi ekonomi daerah. Salah satu upaya kolaborasi tersebut terwujud dalam Program Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor dengan pola Creating Shared Value (CSV) dibawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Upaya tersebut dilakukan melalui pengembangan kawasan sentra produksi komoditas unggulan daerah yang diarahkan untuk peningkatan ekspor dan substitusi impor melalui kerjasama kemitraan antara petani dan pelaku usaha.

Salah satu lokasi pengembangan hortikultura berorientasi ekspor komoditas Pisang Cavendish di Desa Maskuning Kulon di Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur, telah berhasil melakukan panen perdana pada Sabtu (26/11/2022).

Adapun Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa panen perdana Pisang Cavendish tersebut merupakan panen yang lebih cepat jika dibandingkan dengan panen pisang dalam program yang sama di Kabupaten Ponorogo, yakni hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 bulan.

Baca Juga :   Jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan Tahun Depan, Pemprov Bali Waspadai Isu Strategis

“Program ini kita inisiasi bersama-sama dan akan dilakukan di 11 Kabupaten di Indonesia. Saat ini sudah berjalan di 8 Kabupaten. Banyak Kepala Daerah lain yang sudah mengajak diskusi untuk program ini. Jadi, kami ingin disetiap daerah kita demplot dulu. Di daerah ini luasnya 1,8 hektar yang ditanami sekitar 4.400 pohon. Hari ini kita lihat panennya, dan termasuk yang paling bagus. Para petani di sini bisa melihat bahwa ini memang betul-betul program nyata yang secara ekonomi juga bisa menjadi harapan mereka,”. Ungkap Sesmenko Susiwijono.

Selain itu, Sesmenko Susiwijono menekankan bahwa program tersebut bukan bagian dari corporate social responsibility (CSR), tetapi share value dengan petani karena konsep awalnya memang memberdayakan petani. Program yang telah dilakukan, khususnya di Provinsi Jawa Timur dan diharapkan dapat direplikasi di daerah lain.

Baca Juga :   Ancaman Kekeringan, Mentan SYL Dorong Petani Kembangkan Hortikultura

“Di Jawa Timur pun nanti tentu kita penuhi pasar domestiknya dulu, lalu kita bicara skalanya untuk ekspor, pasti untuk ekspor ada skala ekonominya,” ujar Sesmenko Susiwijono.

Lebih lanjut, Sesmenko Susiwijono menyampaikan bahwa Indonesia baru saja menembus pasar ekspor pisang ke Cina dan pisang tersebut akan diekspor dari Lampung. Sesmenko Susiwijono juga menyampaikan bahwa berdasarkan nilai daya saingnya, pisang Indonesia sebenarnya jauh lebih kompetitif dibanding pisang dari Filipina.

“Ketahanan pangan menjadi salah satu isu prioritas dalam G20 dan juga menjadi lampiran dalam program-program G20 Bali Leaders’ Declaration kemarin. Karena itu, kalau ada program-program kemitraan Bumdes, dan sebagainya, kalau ada kesulitan dari skema pembiayaan, kita bisa duduk bersama. Karena ada banyak sekali komitmen dana yang justru kekurangan program konkretnya. Artinya, ditengah-tengah kondisi global yang tidak mudah, komitmen untuk membiayai ketahanan pangan luar biasa,”. Tutup Sesmenko Susiwijono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.