Dorong Keberlanjutan Perikanan, KKP Dan Asean Kembangkan Fisheries Refugia

oleh -82 views
KKP dan ASEAN Kembangkan Fisheries Refugia2
Foto : Dok. KKP

Panennews.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama negara-negara Asia Tenggara mengembangkan konsep fisheries refugia (refugia perikanan) untuk mendorong tata kelola perikanan berkelanjutan. Konsep ini juga diharapkan dapat mendukung implementasi penangkapan ikan terukur di Indonesia.

Perkembangan implementasi fisheries refugia di Indonesia disampaikan Delegasi Indonesia pada Forum The 6th Regional Scientific and Technical Committee (RSTC) Meeting for the Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC)/United Nations Environment Program (UNEP)/Global Environment Facility (GEF) Project on Establishment and Operation of a Regional System of Fisheries Refugia in the South China Sea and Gulf of Thailand (Fisheries Refugia), 4-6 Juli 2022, di Samut Prakan, Thailand.

“Indonesia sebelumnya telah menetapkan dua lokasi fisheries refugia, yaitu Kalimantan Barat untuk spesies udang penaeid, dan Bangka Belitung untuk cumi-cumi, berdasarkan kondisi habitat dan stok ikan yang terancam,”. Ungkap Kepala Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP, Yayan Hikmayani sebagai National Focal Point Delegasi Indonesia.

Baca Juga :   4 Fakta Unik Dari Kuda Laut, Sang Biota Yang Eksotis

Yayan mengatakan, sejalan dengan zonasi di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), fisheries refugia identik dengan pengelolaan habitat yang digunakan ikan selama fase pemijahan dan asuhan diyakini dapat diterapkan untuk diimplementasikan pada seluruh WPP Negara Republik Indonesia.

“Indonesia berkomitmen untuk menyelesaikan seluruh output dari proyek ini dan mengawal rekomendasi hasil kajian fisheries refugia menjadi penetapan Rencana Pengelolaan Perikanan yang selanjutnya dapat diduplikasi untuk WPP lainnya dalam rangka turut mendukung kebijakan Perikanan Terukur,”. Ungkap Yayan

Selain itu, menurut Astri Suryandari dari Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) BRSDM, yang mewakili Delegasi Indonesia dan ditunjuk sebagai Alternatate Scientific and Technical Focal Point Proyek Fisheries Refugia dari Indonesia, konsep fisheries refugia didasarkan pada pendekatan berbasis wilayah untuk pengelolaan perikanan. Tujuannya untuk mempertahankan habitat sumber daya ikan.

“Fisheries refugia bukan merupakan wilayah yang tidak dapat dimanfaatkan atau no take zone, tetapi merupakan wilayah yang dapat dikelola secara berkelanjutan dan pada saat tertentu harus ditutup atau closed season demi kepentingan rekruitmen dan kelangsungan hidup spesies sumberdaya ikan tertentu”. Ungkap Astri.

Baca Juga :   DPD RI Sebut PNPB Perikanan Harus Dengan Kesejahteraan Nelayan

Sementara itu, proyek fisheries refugia diinisiasi oleh SEAFDEC, sebuah organisasi regional bidang perikanan yang beranggotakan semua negara ASEAN dan Jepang. Proyek ini salah satunya berfokus pada peningkatan kapasitas dan pengembangan Sumber Daya Manuia (SDM) di bidang perikanan, dengan dukungan pembiayaan dari UNEP dan GEF. Sejak 2019 Indonesia menjadi salah satu negara yang terpilih untuk menjadi pilot project fisheries refugia bersama lima negara ASEAN lainnya, yaitu Kamboja, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Pengembangan fisheries refugia di Indonesia sejalan dengan kebijakan penangkapan ikan terukur yang telah ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. Menurutnya, Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk memulihkan kesehatan laut dan mempercepat ekonomi laut yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.