Panennnews.com – Dalam mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga gandum di Balkan, Afrika Utara dan Timur Tengah, Uni Eropa berencana melakukan jalan diplomasi pangan. Langkah ini ditetapkan untuk melawan narasi Rusia yang menyudutkan Barat tentang dampak invasi ke Ukraina.
Sementara itu, salah seorang diplomat UE menjelaskan bahwa kerawanan pangan menyebabkan kebencian di negara-negara yang rentan di wilayah tersebut.
Sementara itu, lanjut diplomat UE, Moskow menggambarkan krisis tersebut merupakan konsekuensi dan sanksi Barat terhadap Rusia.
“Ini menimbulkan ancaman potensial terhadap pengaruh UE.” ujar Diplomat UE, seperti yang dikutip Reuters, Rabu (13/4/2022).
Sementara itu, pekan lalu, Presiden Rusia Vlamidir Putin menyatakan bahwa sanksi Barat telah memicu krisis pangan global dan melonjaknya harga energy.
Tetangga Uni Eropa, khususnya Mesir dan Lebanon, sangat bergantung pada gandum dan pupuk dari Ukraina dan Rusia. Mereka menghadapi lonjakan harga setelah penurunan pasokan sejak Moskow memulai apa yang disebutnya “operasi militer khusus” di Ukraina.
“Kami tidak bisa mengambil risiko kehilangan kawasan itu,” ujar diplomat UE lainnya.
Uni Eropa juga ingin meningkatkan upaya internasional untuk mengurangi dampak kekurangan pasokan pangan, bersama dengan Program Pangan Dunia PBB.
Prancis, yang merupakan produsen pertanian terbesar Uni Eropa, mendorong inisiatif yang mencakup mekanisme distribusi makanan global untuk negara-negara miskin.
Sementara, Hongaria telah menyarankan untuk meningkatkan hasil pertanian Uni Eropa dengan mengubah tujuan iklimnya. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mengkonfirmasi bahwa, mereka sedang mempertimbangkan fasilitas pembiayaan impor pangan.