Panennews.com – Melambungnya harga cabai rawit merah di pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat belum menandakan adanya penurunan harga. Hal ini diduga karena masih minimnya stok rawit merah yang berada di pasar sayur mayur tersebut.
Salah satu pedagang cabai di pasar tersebut, Imam (47) mengaku bahwa saat ini harga cabai rawit merah masih tinggi. Imam menuturkan bahwa hal ini karena stok yang masuk sangatlah minim.
“Harga belum turun, karena stoknya yang masuk sedikit” kata Imam saat diwawancarai Panen News di lapak dagangannya, Rabu (10/3/2021).
Imam mengaku bahwa saat ini ia merasa kesulitan memenuhi stok cabai rawit merah. Biasanya Imam mendapatkan pasokan dari Pulau Jawa dan Madura, tetapi akhir-akhir ini memang langka. Oleh karenanya, Imam berinisiatif mendatangkan stok yang berasal dari Makassar.
“Saya membeli dari Makassar dengan pengiriman pesawat” tuturnya.
Imam menjelaskan bahwa stok cabai rawit merah dari Makassar sengaja ia datangkan karena masih tergolong murah. Ia mengaku untuk harga pokok cabai yang berasal dari Makassar dan ditambah ongkos kirim masih dapat bersaing.
“Sengaja saya belanja dari Makassar, dari sana berkisar Rp. 60.000 per-kg, di tambah ongkos kirim pesasawat harga masih masuk” ungkap Imam.
Saat ini Imam menjual harga cabai rawit merah berkisar Rp. 105.000 per-kg. Adapun saat ini ia hanya mampu menjual berkisar 2 ton per-hari. Hal ini sangat berbeda saat kondisi normal yang dapat terjual sampai dengan 6 ton per-hari.
Sementara itu, Abdul Rahman, selaku Petugas Pendata Harga di Pasar Cibitung menjelaskan bahwa minimnya stok yang berada di pasar tersebut disebabkan oleh langkanya pengiriman dari beberapa daerah di pulau Jawa seperti Muntilan, Banyuwangi, Blitar dan Madura.
Rahman menjelaskan biasanya pasokan yang masuk ke pasar Induk Cibitung berkisar antara 17 – 20 ton per-hari. Akan tetapi untuk saat ini sangat jauh berkurang.
“Untuk hari ini saja (cabai rawit merah) yang masuk sekitar 6 ton” ujar Rahman.
Rahman memperkirakan bahwa minimnya pasokan ini dapat terjadi sampai dengan masuknya bulan puasa. Adapun untuk harganya sendiri masih belum stabil.
“Mungkin masuk di bulan puasa stok akan mulai banyak, karena di beberapa wilayah seperti Blitar dan Madura akan panen” pungkasnya.