Pj Gubernur NTT Launching Benih Jagung Hibrida Nusa Timore 77

oleh -2 views
PJ Gubernur NTT Andriko saat me-launching benih jagung hibrida Nusa Timore 77
PJ Gubernur NTT Andriko saat me-launching benih jagung hibrida Nusa Timore 77. (Panenenews.com/Jeje Taolin)

Panenenews.com – Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, me-launching Benih Jagung Hibrida Nusa Timore 77 yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT di Halaman Depan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, pada Sabtu (23/11/2024).

PJ. Gubernur NTT, Andriko dalam sambutannya menyampaikan bahwa NTT harus bisa menjadi daerah yang punya kontribusi besar bagi program swasembada pangan nasional.

Menurutnya Presiden RI, Prabowo Subianto mempunyai arahan yang sangat jelas dan tegas bahwa ingin mewujudkan swasembada pangan nasional. Hal ini terkait dengan UU 18 Tahun 2012 tentang Pangan yaitu mandat untuk mewujudkan ketahanan pangan.

“Endingnya adalah ingin memastikan setiap individu, setiap orang di indonesia, kalau misalkan jumlahnya 281 juta, berarti 281 juta itu tidak boleh ada yang kelaparan bahkan harus bisa hidup sehat, aktif dan produktif,” ungkap Andriko.

Andriko juga menjelaskan bahwa dalam regulasi tersebut juga ada spirit yang ditanamkan yaitu kemandirian pangan dan kedaulatan pangan.

Kemandirian itu mensyaratkan kondisi terpenuhinya kebutuhan yang berasal dari sumber daya yang kita miliki. Dan itulah roh dari swasembada pangan dari mandiri pangan.

“Nantinya ditingkatkan lagi statusnya menjadi daulat pangan spiritnya di situ, daulat pangan itu artinya kita semua negara, bangsa dan rakyatnya memutuskan sendiri terkait dengan kebijakan tanam pangan. Dan tentunya bebas dari intervensi dari negara lain yang kemudian membuat kita tidak berdaulat,” tambahnya.

Baca Juga :   Jangan Dibuang, Kulit Telur Bermanfaat Bagi Tanaman Hias

Andriko menjelaskan ada tiga pokok yang harus dikerjakan ketika ingin menjadi daerah yang Swasembada yakni intensifikasi, ekstensifikasi, disertifikasi.

“Jadi pada saat tahu jagung kita cuma 2,2 ton per hektar kemudian ada potensi jagung yang bisa 7-8 ton itulah intensifikasi. Pengungkitnya adalah benih. Meningkatkan produktivitas dalam satuan luas yang sama, budidaya di situ, pupuk di situ, benih di situ, irigasi di situ, itu dalam rangka untuk mengintensifikasi lahan. Dan tentu didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik,” jelasnya.

Andriko juga menghimbau kepada Bulog agar tidak hanya menyetok beras saja tetapi juga jagung khususnya jagung pakan dan jagung pangan.

Dalam konteks NTT, Andriko berharap agar berasnya berasal dari produksi NTT demikian juga jagung, sorgum, kedelai dan lain sebagainya. Menurutny jika setiap provinsi standing-nya sama berarti indonesia akan mandiri pangan.

“Jadi konteksnya seperi itu. Kita ingin bulog tidak hanya beras saja yang distok, tapi juga jagung, seperti jagung pakan dan jagung pangan. Dan jagung pangan yang kita miliki punya rasa yang sangat enak,” ujar Andriko.

Untuk soal memperluas area tanam, lanjut Andriko, harus dengan mekanisasi maka dapat mengefisienkan SDM. Jika itu berjalan baik, maka swasembada pangan itu dapat terwujud karena kuncinya adalah soal kemauan, keinginan, dan spirit.

Baca Juga :   Dongkrak Pendapatan Petani, Ibu Negara Tanam Pohon Kelapa Genjah Di IKN

“Ini bukan sesuatu yang susah. Dengan begitu kita dapat melawan importir. Kita punya semua potensi dan kalau kita serius, produksi kita dari beberapa hasil pertanian seperti beras, jagung, kedelai, bawang putih, daging bahkan gula akan luar biasa,” ungkapnya.

“Dengan demikian kita bisa menstop impor dan meningkatkan produksi dalam negeri. Ini kita sudah punya Perpres 81 tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Harus kita jalankan dengan serius.,” tambah Andriko.

Sementara itu Plt. Kepala Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz Bily Oemboe Wanda dalam laporannya menyebutkan pengembangan jagung hibrida ini ini atas kerjasama dan dukungan dari Universitas Brawijaya Malang dan Perusahaan Bunga Tani Sejahtera sejak tahun 2022 lalu.

“ Pengembangan jagung hibrida ini atas kerja sama dengan Universitas Brawilaya Malang. Pertama dilaksanakan di Kabupaten Sumba Barat Daya tahun 2022 dengan melepas 30 ton bibit untuk luasan area 20 hektare ,” kata Joaz.

Untuk tahun 2024 ini jelas Joaz kegiatan ini dilanjuitkan di Kabupaten Kupang dengan luas area 28 ha dengan hasil, 60 ton.

”Kedepan akan kami tambah areal untuk Kabupaten lainnya di NTT. Masih kerjasama dengan Universitas Brawilaya Malang dan Perusahaan Bunga Tani,” jelas Joaz.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.