Panennews.com – Ketersediaan pakan di kawasan sentra kuliner berbahan dasar kambing dan domba di Yogyakarta ternyata amat penting dan jumlahnya juga sangat besar. Untuk itu, diperlukan inovasi dalam penyediaan pakan ternak di wilayah tersebut.
Hal itu dialami di daerah Wonokromo, Pleret, Bantul, yang dikenal sebagai salah satu lokasi kuliner sate klathak. Ternak yang dibutuhkan sebagai bahan baku untuk memenuhi industri kuliner sate klathak di Wonokromo mencapai 700-1.000 ekor setiap hari.
“Kebutuhan pakan di daerah ini menjadi penting terutama ketersediaan hijauan untuk dapat mencukupi sepanjang tahun,”kata Cuk Tri Noviandi, anggota tim pengabdian masyarakat dari Laboratorium Teknologi Makanan Ternak Fakultas Peternakan (Fapet) UGM.
Untuk itu, perlu pengembangan ekosistem usaha dari hulu sampai hilir untuk mendukung peternakan kambing dan domba terutama dalam mendukung industri kuliner sate klathak.
Tim UGM pun mengenalkan pembuatan silase dan bahan pakan di kawasan integrated farming system Wonokromo, Pleret, Bantul, Minggu (22/9/2024).
Cuk menjelaskan, bahan baku terutama domba untuk sate klathak tersebut didatangkan dari luar Yogyakarta karena di Bantul tidak mampu memenuhi kebutuhan para pedagang.
Saat ini, populasi domba usia anak sampai dewasa di Bantul mencapai 70-80 ribu ekor. Hal ini menandakan bahwa dari Kabupaten Bantul hanya bisa memenuhi kebutuhan domba sekitar 5% saja.
Namun dari manapun asal kambing dan domba tersebut ketersediaan pakan tetaplah penting. Di hadapan anggota kelompok ternak, Cuk menyatakan, kebutuhan pakan menjadi penting terutama ketersediaan hijauan untuk dapat mencukup sepanjang tahun.
“Pada musim kemarau, hijauan sangat sulit untuk dicari sehingga teknologi pembuatan silase sangatlah diperlukan,”imbuhnya.
Silase merupakan pakan ternak yang diawetkan melalui proses fermentasi dengan bantuan jasad renik. Silase dapat menjadi solusi untuk peternak dalam menyediakan pakan ternak saat musim kemarau atau saat hijauan menipis. Silase dapat bertahan selama 6 bulan hingga 1 tahun tergantung perawatannya.
“Harapannya peternak nantinya memiliki keterampilan untuk mengolah bahan pakan atau peningkatan kualitas pakan yang mengacu pada teknologi serta meningkatkan produktivitas ternak,” pungkas Cuk.