Panennews.com – Anomali cuaca yang tidak menentu, jadi pukulan besar bagi petani tembakau di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Pasalnya, lahan tembakau seluas berkisar antara 200 hektare lebih tengah mati. Adapun itu lantaran lahan tersebut diguyur hujan deras, sehingga menyebabkan tanaman tembakau petani mati.
Dampak buruk dari tanaman tembakau mati, sebagian besar petani di Jombang merasa rugi. Dengan demikian, tentunya juga akan berdampak buruk bagi ekonomi petani tembakau itu sendiri.
Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Jombang, Rony mengatakan dari hasil pendataan yang dilakukan oleh timnya. Ada lahan 200 hektare lebih tanaman tembakau mati usai diguyur hujan, tembakau yang mati banyak ditemukan pada wilayah Kecamatan Plandaan.
“Ya, dari hasil pendataan oleh tim Disperta, 200 hektare lebih tanaman tembakau mati usai diguyur hujan. Tanaman tembakau yang mati banyak ditemukan pada wilayah Kecamatan Plandaan, hal ini terjadi karena cuaca tidak menentu dan kerap terjadi hujan yang cukup lebat” kata Rony, Jumat (05/07/2024).
Selain itu, Rony juga memaparkan bahwa tanaman tembakau yang mati akibat derasnya hujan dan anomali cuaca yang tidak menentu tersebar pada 9 desa yang berbeda.
“Tembakau yang mati ada 9 desa, Adapun masing-masing desa tersebut yaitu Desa Gebangbunder, Desa Kampungbaru, Desa Purisemanding, Desa plabuhan, Desa Klitih, Desa Bangsri, Desa Karangmojo, Desa Plandaan, hingga Desa Darurejo” lanjutnya.
Lebih jauh, Rony mengatakan bahwa tembakau yang mati paling parah yaitu ada pada Desa Purisemanding. Luas lahan yang dimiliki desa tersebut bisa mencapai kisaran antara 65 hektare.
“Selain Desa Plandaan, tanaman tembakau yang paling parah matinya itu, terletak di Desa Purisemanding. Lantaran desa itu memiliki luas lahan tembakau mencapai 65 hektare” tuturnya.
Sementara itu, Rony juga merinci kerugiaan petani tembakau di Jombang keseluruhan ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Dalam hal ini, tentunya pihak dari Disperta Jombang akan mencari solusinya.
“Kerugian petani dari tembakau yang mati ini kita taksirkan mencapai ratusan juta rupiah. Namun, Disperta Jombang tak tinggal diam. Kita akan mencari solusinya bersama-sama” tutupnya.