Panennews.com – Rajungan menjadi komoditas tangkapan ikan yang cukup eksklusif di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Akan tetapi sejauh ini tangkapan rajungan dari nelayan amat sangat minim.
Di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani, hasil tangkapan laut nelayan paling rendah adalah rajungan. Hal itu tercatat pada catatan produksi perikanan tangkap dari Januari sampai Juni 2024.
Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Taryadi, menyebutkan faktor perubahan cuaca menjadi penyebab utama minimnya tangkapan rajungan.
Selama enam bulan ini, disebutkannya, tangkapan rajungan oleh nelayan yakni 13.622 kilogram atau 13,6 ton.
“Pada Januari 2024 hasil tangkapan rajungan hanya 2.762 kilogram, lalu pada Februari nelayan mampu menangkap rajungan 2.598 kilogram. Pada Maret, tangkapan rajungan hanya 169 kilogram, kemudian pada April nelayan menangkap rajungan 1.860 kilogram,” ujarnya, Sabtu (20/7/2024).
“Pada Mei, angka rajungan meningkat menjadi 2.994 kilogram, serta pada Juni kemarin jumlah tangkapan rajungan oleh nelayan turun menjadi 2.490 kilogram. Rajungan ditangkap menggunakan media tangkap bubu,” lanjutnya.
Menurutnya, musim-musim rajungan biasa tiba pada bulan September hingga November.
Biasanya, nelayan asal Kabupaten Pati menangkap rajungan menggunakan alat tangkap bubu.
“Tergantung musimnya, untuk rajungan dan udang biasanya kebanyakan tertangkap pada bulan September sampai November, begitupun cumi jika memang bukan musim tangkapan sedikit,” urainya.
Lantaran rajungan cukup minim didapat, harga komoditas ini pun tinggi. Diketahui, rajungan menjadi hasil tangkapan laut tertinggi di antara yang lain, tiap bulan harga rajungan berada di atas Rp 50 ribu per kilogram.
Sebagai informasi, pada Januari dan Februari 2024 harga rajungan menyentuh kisaram Rp 74.000 sampai Rp 75.000 per kilogram. Lebih lanjut, harga rajungan di Maret naik menjadi Rp 77.000 per kilogram.
Penurunan harga terjadi mulai bulan ke-empat, yang mana momen ini harga rajungan anjlok di angka Rp Rp 57.500 per kilogram. Harga ini pun turun lagi menjadi Rp 52.000 per kilogram pada dua bulan terakhir.
“Kendala yang dialami nelayan jika tidak melaut karena faktor cuaca, untuk harga rajungan menurun biasanya karena stok melimpah dan permintaan pasar turun. Rajungan ini biasa dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi oleh masyarakat,” pungkasnya.