Cegah Penyakit Busuk Batang Vanili, BRIN Gunakan Penelitian Teknologi

oleh -22 views
vanili NTB
Tanaman Vanili - (Panennews.com/Istimewa)

Panennews.com – Sebagai langkah strategis dalam meningkatkan daya saing vanili, dan mencegah penyakit busuk batang pada tanaman vanili.

Pemerintah telah meluncurkan berbagai program yang mencakup pembinaan perbenihan, pengendalian penyakit utama, serta penerapan teknik panen dan pascapanen yang tepat.

Tak hanya itu, Program ini juga mencakup pembinaan pelaku pasar dan kelembagaan untuk memperkuat hubungan antara petani, pengusaha, dan eksportir.

Salah satu fokus utama dalam program ini adalah penggunaan varietas unggul dan benih bermutu. Hal ini dianggap sebagai kunci keberhasilan dalam budidaya tanaman vanili, sehingga pemerintah menekankan pentingnya mempertahankan mutu benih sumber untuk menjaga karakteristik genetik, fisiologis, fisik, dan kesehatannya.

Menurut Sukamto, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Tanaman Perkebunan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berbicara dalam EstCrops_Corner Series 6 pada Minggu (28/07/2024), penyediaan benih yang sehat dan pengendalian penyakit merupakan langkah penting untuk meningkatkan produktivitas vanili.

Baca Juga :   Kementan Kucurkan Ratusan Pompa Air Ke Petani Di Kabupaten Blora

Sukamto menjelaskan bahwa berbagai penyakit dapat menyerang tanaman vanili, termasuk busuk batang vanili, busuk pucuk/buah, busuk pangkal batang, serta beberapa virus seperti Cucumber mosaic virus, Cymbidium mosaic virus, Vanilla mosaic virus, dan Vanilla necrosis virus.

Penyakit busuk batang vanili (BBV), yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f.sp. vanilla, dapat menyerang seluruh bagian tanaman.

Sukamto merekomendasikan penyemprotan dengan pestisida nabati atau fungisida untuk melindungi tanaman, terutama di kebun induk setelah pengambilan stek. BBV dapat menyebar melalui bahan tanaman, air, tanah, alat-alat pertanian, dan hewan, karena spora jamur ini mudah melekat dan terbawa.

Untuk pengendalian terpadu penyakit BBV, Sukamto menyarankan beberapa langkah, termasuk pemeriksaan lahan dan kebun sebelum masa tanam, pemilihan benih dan varietas yang sehat, serta pencelupan stek pada fungisida untuk mencegah infeksi.

Selain itu, agen hayati seperti rhizobacteria dan jamur Trichoderma sp. dapat diaplikasikan untuk menghambat pertumbuhan jamur F. oxysporum dan merangsang pertumbuhan tanaman.

Baca Juga :   Kementan Optimasi Lahan, Genjot Kesejahteraan Petani Di Merauke

Penyakit busuk pucuk (BPV) yang disebabkan oleh Phytophthora capsici juga menjadi perhatian, dengan gejala pucuk berwarna coklat kekuningan yang kemudian menjadi hitam.

BPV sering terjadi di daerah dengan curah hujan tinggi dan dapat menyebabkan kematian pada tanaman muda. Selain itu, busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Sclerotium sp. menyebabkan pembusukan pada pangkal batang vanili hingga berwarna coklat muda.

Sukamto menekankan pentingnya pengendalian terpadu pada setiap tahapan budidaya vanili, termasuk bahan tanaman, calon kebun, persemaian, dan pertanaman di lapangan.

Monitoring dan tindakan pengendalian yang lebih awal akan membantu mengurangi kerusakan akibat penyakit. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan teknologi pengendalian yang lebih efektif.

“Teknologi pengendalian hasil riset menjadi pilihan dalam pengendalian di lapangan, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menghasilkan teknologi yang lebih baik,” tutup Sukamto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.