Panennews.com – Untuk meningkatkan kualitas produk unggas Indonesia, khususnya ayam broiler dan ayam petelur.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Cellulosic Biomass Technololgy (CBT) Thailand sepakat menandatangani Nota Kesepahaman tentang Peran Polifenol Ekstrak Tebu sebagai Bahan Tambahan Pakan untuk Menggantikan Antibiotik Pemacu Pertumbuhan pada Ayam Broiler dan Ayam Petelur.
Nota Kesepahaman ditandatangani langsung Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) BRIN, Puji Lestari. Dirinya menerangkan, kolaborasi ini dimulai untuk menjawab kebutuhan kritis di sektor pertanian Indonesia dan Thailand.
Salah satunya, mengkaji polifenol sebagai zat pemacu pertumbuhan pada unggas, yang dilaksanakan di Gedung BNC Kawasan Sains Teknologi Soekarno Cibinong, Kamis (11/07/2024).
“Saat ini harga polifenol di pasaran sangat mahal dan kami sedang mencari alternatif yang aman, terjangkau, dan berkelanjutan. Dengan mengkaji efektivitas polifenol ekstrak ampas tebu sebagai imbuhan pakan alami untuk meningkatkan performa, kualitas daging, dan kualitas telur. Diharapkan dapat berperan dalam fungsi antioksidan, fungsi kekebalan, peroksidasi lipid, dan fungsi antimikroba,” ungkap Puji.
Lebih lanjut Puji menambahkan, kesepakatan ini akan melakukan percobaan lapangan dan laboratorium yang melibatkan uji pemberian pakan pada ayam broiler dan ayam petelur.
Untuk mengumpulkan data mengenai kinerja produksi, histopatologi, dinamika mikroba, antioksidan, dan tingkat antibodi dalam kondisi tertentu, pertukaran data, dan informasi ilmiah, serta publikasi bersama.
“Selain dengan CBT, kolaborasi ini juga melibatkan Institut Pertanian Bogor dan PT Agroveta untuk menyelidiki cara kerja polifenol ekstrak tebu. Dengan menganalisis dampaknya terhadap kondisi fisiologis ayam pedaging dan ayam petelur,” imbuh Puji.
Lebih jauh, Puji berharap kerja sama ini menjadi momentum dimulainya upaya global untuk menjamin keamanan dan keberlanjutan pangan, khususnya di bidang peternakan.
“Kami berharap, penelitian ini akan dapat memanfaatkan kandungan alami polifenol ekstrak tebu, sebagai pilihan alternatif nutrisi unggas yang lebih sehat dan berkelanjutan. Saya meyakini kolaborasi penelitian ini dapat mendorong pengembangan ilmu pengetahuan sebagai solusi praktis yang dapat diterapkan di seluruh industri perunggasan,” tandasnya.
Sementara itu, General Manager of Quality Control and Environment CBT Thailand, Atsushi Minamino menuturkan, CBT telah berhasil mengembangkan teknologi untuk memproduksi polifenol dengan sebutan Sugarcane Extract Poliphenol.
Teknologi ini untuk memproduksi polifenol yang lebih murah dengan memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan baku.
“Beberapa penelitian menunjukkan suplementasi polifenol yang diekstraksi dari tanaman memberikan manfaat bagi kesehatan dan performa ayam broiler dan layer. Salah satunya suplementasi polifenol tebu yang disintesis dari ampas tebu dengan dosis 50 ppm dalam pakan broiler, atau 200 ppm dalam pakan layer. Untuk meningkatkan efisiensi pakan dan produktivitas unggas,” pungkas Atsushi.